Skip to main content

Tutorial Dasar Medibang : Semua Bisa Menggambar Digital Dengan Handphone

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie~ 
Meski Relaksasi PSBB sudah mulai gencar dimana-mana, alangkah baiknya tetap di rumah saja ya kalau tidak ada keperluan mendesak. Biar hari-harimu di rumah makin asyik, bisa nih nyobain Medibang Paint

Hah Medibang? Apaan sih ini? 

Medibang Paint adalah salah satu aplikasi untuk menggambar secara digital. Kamu bisa download aplikasi ini di playstore lewat gawai pintarmu ya. Wkwkwk aku berasa ngiklan gretongan ini. Seperti ini ya logonya Medibang Paint.
Well, setelah kamu download, kuy sekarang cobain untuk menggambar. Kita latihan sama-sama untuk menggambar yang mudah-mudah dulu saja. 

Pertama, buka aplikasi Medibangnya, klik new canvas (seperti gambar di atas), kemudian pilih ukuran canvas yang akan kamu gunakan untuk menggambar. Klik edit untuk memilih ukuran canvasnya. Suka-suka kamu ya mau ukuran canvas yang mana aja. Waktu nggambar gak kerasa bedanya kok, cuma pas jadi aja baru kerasa bedanya. Apakah perbedaannya? Ntar kamu amatin sendiri ya. Setelah itu pilih klik create.


Setelah canvas siap, berikutnya tentukan pena yang mau kamu gunakan. Di Medibang ada banyak sekali pilihannya dan bisa diatur size dan ketebalannya. Untuk memilih pena, klik logo palet ya. Kamu bisa memilih pena mana yang akan kamu gunakan, sesuai kebutuhan. Untuk latihan kali ini, mari menggunakan pena dengan jenis Mapping Pen dulu. Opacity untuk mengatur ketebalan warnanya, width untuk mengatur ukuran mata pena yang akan digunakan. Disini bisa sekalian mengatur warna penanya ya.


Sekarang kita latihan untuk menggambar kaktus saja dulu. Disini aku menggunakan Mapping Pen untuk membuat dasarnya. Yap, seperti ini jadinya. Kamu boleh menggambar apa pun ya, tidak harus mengikuti menggambar kaktus. Aku ngasih contohnya kaktus, soalnya aku lagi suka kaktus aja hehehe.


Setelah jadi, sekarang mari kita warnai. Agar cepat mewarnainya dan juga merata warnanya, kita bisa menggunakan fasilitas block, logonya yang ada di samping kiri palet ya. Aku gak ngerti nyebut ikon itu apa wkwkwk. Kalau kamu tahu bisa komen di bawah ya. Oya, pastikan gambar yang kamu buat tertutup sempurna, agar tidak bocor kemana-mana warnanya. Garis hitam ditengah gambar kalau mau dihapus tinggal kamu timpa dengan warna dasarnya saja. Pilih jenis penanya dulu (pakai mapping pen lagi aja gpp), pick color sesuai dasarnya, trus ditimpa aja.


Berikutnya, agar gambarnya lebih manis dan "hidup", bisa dibuat gradasi warna. Untuk gradasi biasanya aku menggunakan pena watercolor, tapi kamu bisa mencoba dengan pena yang lain. Pertama, pick warna sesuai dasarnya, caranya klik logo pena yang ujung kiri, yang penanya bolong, terus kamu klik warna yang mau di pick. Kemudian kamu bisa ubah menjadi lebih terang atau gelap dengan mengatur warnanya. Kamu tinggal set dengan menaik-turunkan grid di bagian warna yang ada di samping kiri ya Sahabat Sophie. Sebagai Finishing kamu bisa menambah alur-alur kecil biar makin cantik gambarnya. Buat bikin alur, bebas ya mau pakai pena yang mana. Dan jadi deh.

Gimana, gampang banget kan?

Agar hasilnya lebih rapi, kamu bisa mengatur size pena dan juga men-zoom out bagian yang kamu warnai, agar tidak belepotan kemana-mana.

Terus untuk menyimpan dan mencetak gambarnya bagaimana? gampang! Klik icon 3 garis horizontal di bagian bawah, kemudian pilih save untuk menyimpan. Untuk mencetaknya klik export png/jpg file. Kemudian tinggal pilih format mana yang kamu kehendaki.


Okay, sekian dulu tutorial dasar menggunakan Medibangnya. Semoga bermanfaat dan menambah keceriaan harimu dengan main pewarna tapi gak modal kertas dan alat lukis lainnya. See you in the next post in syaa Allah.

Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh