Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2016

Puisi : Peluk

Karya Andrea Hirata (Dalam novel kedua dwilogi Padang Bulan: Cinta di Dalam Gelas) Disebabkan karena kau terlalu malu Dengan penuh gengsi kau berbalik dia pun berlalu Rasakan itu olehmu, sekarang baru kau tahu Bahwa semua keindahan di dunia ini berkelabat dengan cepat Dan hukum-hukum Tuhan ditulis sebelum telepon dibuat Orang-orang indah yang kautemukan d i pasar, stasiun, terminak, dan tikungan Kekasih, kemewahan mutiara raja brana, kemilau galena dan intan berlian Semuanya akan meninggalkanmu Kecuali secangkir kopi  Dia ada disitu, tetap di situ, hangat dan selalu dapat dipeluk

Masih Senyaman Dahulu

Akhirnya, berkesempatan mengunjungi kembali tempat-tempat yang dulu sering kusinggahi. Pertama: Perpustakaan Umum Kota Magelang. Walaupun tempat tinggalku ada di wilayah Kabupaten, alhamdulillah dulu berkesempatan menikmati fasilitas umum yang ada di Kota juga. Kok bisa?? Karena sejak SMP-SMA sekolahku ada di wilayah kota. Dan beruntungnya lagi, Perpus Kota dangan SMP ku berada di satu lingkungan, satu lokasi. Jadi kalo pas istirahat sekolah bisa langsung cuss ke perpus. Seringnya sih buat baca, ngadem, nongkrong, juga cari inspirasi disana #ceilee :p Nah, sekarang perpus kota sudah pindah, jadi satu lokasi dengan Gedung Kyai Sepanjang. Perpus yang baru memiliku ruangan yang lebih besar. Tapi secara keseluruhannya masih sama. Posisi meja bacanya, rak bukunya, suasana nyamannya pun masih sama, bahkan lebih nyaman di beberapa spotnya :) Kedua: Kantor Pos Kota Magelang. Sejak kecil, aku sering diajak ke kantor pos, sekedar untuk menemani ibu ngirim artikel dan lain lain. Kemudian
Saat membuka buku baru, kerendahan hati yang diperlukan. Kerendahan hati untuk menerima ilmu baru. Lalu sabar dan semangat untuk belajar. 

Sambal Keluarga

Sebuah kisah klasik yang begitu apik, mengisahkan sebuah kesederhanaan hidup keluarga bahagia, ditulis oleh seorang Putut EA dalam salah satu cerpennya. Cerpen berjudul: Sambal Keluarga. Sesederhana sambal dari cara membuatnya, menyajikannya, menyantapnya, dan menikmatinya bersama. Sesederhana itu pula seorang ibu akan memberikan kode penerimaan ataupun penolakan terhadap calon menantunya. Hanya dengan secowek sambal keluarga. Sambal bak sebuah sajian istimewa, yang harus hadir setiap hari. Disajikan langsung dengan coweknya di atas meja. Sambal berubah menjadi keramat, saat calon anggota keluarga baru datang. Mengapa? Karena pada  hari itu, sambal selalu dibuat, tetapi Ibu yang memilki keputusan untuk menyajikannya atau tidak. Tamatlah jika sambal hanya dibuat tanpa dihidangkan di meja. Berarti sebuah kode penolakan telah dilesatkan. Pada penghujung kisahnya, sambal keluarga lagi-lagi menjadi keramat. Membuat mencekam suasana sarapan dengan calon mantu putra keduanya. Set

Nonlinear

Akhir tulisan ilmiah ternyata tidak selalu diakhiri dengan kesimpulan. Seperti salah satu tulisan de Gennes, yang ditutup dengan sebait puisi ^^ --yang dalam translasi bahasa inggrisnya adalah sebagai betikut-- "Have fun on sea and land Unhappy it is to becomes famous Riches, honors, false glitters of this world All is but soap bubbles." :)