Skip to main content

Tafsir Al Azhar: Tafsir Surah An-Nas Ayat 1-3

Assalamu'alaikum...

Lanjutan dari postingan sebelumnya yaitu tafsir surat An-Nas. Sekarang ayat 1-3 dulu ya. Ayat berikutnya dilanjut lain waktu in syaa Allah. Semoga berrmanfaat sahabat sophie.

Tafsir Surah An-Nas Ayat 1-3

Allah adalah Rabbun, Malikun, Itahun. Allah adalah Pemelihara, Penguasa, dan Tuhan.

Allah adalah khaliq, artinya Pencipta. Selain menciptakan seluruh alam, Allah menciptakan manusia, dan manusia itu mempunyai pergaulan hidup. Allah tidak membiarkan manusia hidup menurut semau-maunya sendiri.

Dalam surah AL QIYAMAH ayat 36 Allah berfirman: "Apakah menyangka manusia itu bahwa ia akan dibiarkan saja hidup terlunta-lunta?"

Allah adalah Rabbun Naas. Pemelihara manusia. Manusia tidak dibiarkan terlantar, tetapi dipeliharaNya lahir dan batinnya, luar dan dalamnya, jasmani dan ruhaninya, makanan dan minumannya. Sehingga nafas, detak jantung, alat-alat pencernaan, penglihatan dan lainnya semua terus dipelihara oleh Maha Pemelihara.

Dan Dia pula Malikun Naas, Penguasa dari seluruh manusia. Allah itu Raja, atau Penguasa yang mutlak atas diri manusia. Allah mahakuasa menakdirkan segala sesuatu, sehingga kita mesti menurut peraturan yang telah ditentukanNya, yang disebut sunatullah. 

kalau kita hendak dilahirkan oleh Allah ke dunia, hanya berasal dari setetes mani, kita pun lahir. kalau kita hendak dimatikanNya, bagaimanapun bertahan, kita pasti mati. kita ini milik Allah. Bahkan nyawa kita, pada hakikatnya yang memiliki bukanlah kita, melainkan Allah. 

kalau sudah jelas bahwa nyawa kita sendiri bukan kita manusia yang memiliki, apalah lagi yang kita kuasai dan kita punyai dalam diri kita ini? Tidak ada!

Maka tidaklah ada artinya mengakui Allah sebagai Rabbun (Pemelihara), kalau kita tidak mengakui yang selanjutnya yaitu bahwa Allah sebagai Malikun (Penguasa atas kita), Raja atas kita manusia, yang Memiliki atas diri seluruh manusia.

karena hanya Dia Pemelihara dan hanya Dia penguasa, maka hanya Dia pulalah Illah itu, hanya Allah sajalah Tuhan yang wajar disembah dan dipuja. kepadaNya lah kembalinya segala persembahan dan pemujaan.

To be continued... In syaa Allah.

Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh