Skip to main content

Kebenaran itu ... (harus disampaikan meski menyakitkan)

Assalamu'alaikum... 你好 Sahabat Sophie~

Apa kabar Seninmu? Semoga Monday happy day ya 😊


Source image: aboutislam.net


Kali ini, aku mau berbagi sedikit drama kehidupan yang baru saja terjadi kemarin Sabtu. Konon ceritanya, kemarin Sabtu saya dan teman saya belanja bareng. Kemudian teman saya ini tertarik dengan SQUID MEATBALL. Karena jelas-jelas tertera SQUID, dia pun dengan semangat mengambilnya dan memasukkan ke troli belanjaan. Sebelumnya dia bertanya ke saya, "Mba, Squid gak papa kan ya? aman kan ya?" aku pun dengan mantepnya bilang, "Iya gak papa kalo squid mah". Dan sikap kepo terhadap komposisinya entah kenapa saat itu menguap. Tanpa kami cek terlebih dahulu, kami pun mengambilnya dan melenggang ke rak lainnya.


Woi, ini Taiwan woi!!! Bukan Indonesia yang sebagian besar makanannya aman untuk di konsumsi. You have to check what you want to eat! You have to be more careful about your food!


Seperti yang kita ketahui, di negara yang penduduknya bukan mayoritas muslim, maka hallal food bukanlah prioritas, dan jelas-jelas susah! Karena terbatas. Sehingga opsinya adalah memilih makanan vegetarian dan yang tidak mengandung zat-zat yang memang dilarang oleh syariat agama. Karena, petunjuknya sudah sangat jelas sekali di dalam Alqur'an, surat Al Baqarah ayat 172-173, yang artinya: 

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ketika sampai di dorm dan mulai memasak squid meatball-nya, salah satu senior kami nyeletuk. "Kalian udah cek komposisiya?" Aku pun sontak menjawab, "Belum." Raut wajah temanku pun berubah. Raut kebahagiaan menanti santapan lezat menjadi was-was. Kemudian senior kami itu dengan sigap mengambil plastik kemasan dan membuka aplikasi Google Translate.

Aku yang berada diantara mereka pun jadi ikut siap siaga. Siap dengan temanku yang kemudian sudah prustasi wajahnya -menjadi antara marah dan sedih-, juga bersiap menjadi penyambung lidah seniorku tentang apa-apa yang ingin dan tak ingin kami dengar.

Well, detik menegangkan itu sampai juga. Puncaknya ketika si embak nunjukin hasil translasinya ke aku kalau ada kandungan "lard" alias minyak babi di dalamnya. Entahlah, dia seakan mencari aman dengan menunjukkannya padaku, bukannya ke dia yang lagi campur aduk, antara menahan kesal dan ngarep banget bisa makan bakso. Tentu aja aku jadi bingung. Ikut bersalah karena tadi gak kepo sama komposisinya waktu beli dan mengiyakan kalo itu aman. Terus, saat aku tahu komposisinya, aku pula yang harus menyampaikannya, karena si embak udah dikedip-kedipin eh bungkam juga. Ya sudah, aku bilang langsung dengan siap siaga menerima apapun respon temenku itu. Dan bener, dia sangat-sangaaaaaaaat kesal mendengar apa yang kusampaikan. 

Karena masaknya di kamarku, dia yang tak tahan menahan kesal menyudahi masaknya sambil ngeluyur pergi sambil bilang, "Baksonya buat mba Paul sama Astrid aja, mba. Ntar mereka panasin sendiri aja ya." Aku pun cuma bengong sambil bingung mau bilang apa. Akhirnya cuma iya-iya aja menjawab pesan-pesan terakhirnya sebelum ninggalin kamar. Drama pun berakhir dengan tegang 😂




***

Btw, ini udah luaaaaamaaaaaa banget kejadiannya, mungkin awal semester 3 kemarin. Pas buka-buka draft nemu ini. Karena pas juga ini hari Senin ya sudah kupost saja.

Buat Sahabat Sophie, plisssss lebih aware sama makanan kamu. Ini terlihat sepele: cuma makanan. Tapi dari makanan inilah akan tumbuh daging dalam tubuh kita, yang kemudian, dari sinilah Allah turut mempertimbangkan untuk mengabulkan doa-doa kita atau menolaknya. Love yourself and keep yourself safe.

Dan, kebenaran harus disampaikan meski menyakitkan. Ada hal-hal yang kita harus tegas, enggak ya enggak, iya ya iya. Jangan enggak bilang iya hanya karena sungkan, kasihan, atau gak tega. Berat memang, tapi kamu harus belajar mengungkapkannya #eaaa 😉










Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh