Skip to main content

Perubahan Arah Surfing

Kemarin-kemarin kalo berselancar di dunia maya, carinya cara membuat larutan, cara fitting dengan Igor, tutorial python, dan semacamnya. Sekarang mulai geser, surfingnya cara membuat ayam goreng, cara membuat sop ayam wkwkwk. Harap dimaklum sodara-sodara, aku phobia daging-dagingan, wabil parah ayam, dan juga phobia ikan, tapi sekarang sedang belajar berdamai dengan mereka. #asek


Source image: sikerado.hu

Entah apa sebabnya, ketika SMA aku parno banget sama daging-dagingan dan ikan, bahkan makan pun aku gak mau. Ini berlanjut sampai kuliah, bahkan lihat gambar atau fotonya saja aku bisa jadi stress dan gak doyan makan, eh tapi ini khusus gambar anak ayam aja sih hahaha. Banyak orang bilang, anak ayam itu imut menggemaskan, lucu ginuk-ginuk. Tapi aku tetep aja takut. Sekedar gambarnya aja aku gak mau lihat karena terbayang yang enggak-enggak, apalagi kalo dijailin si adek atau temen pake ayam beneran, waduuuuh aku bakal lari tanpa ampun dan teriak-teriak minta tolong. Eh kok malah buka aib sih hmmmm. Sahabat Sophie yang baik hati, jangan malah nakut-nakutin aku pakai ayam yaaaa.... plisssss!

Tapi, selama di Jogja, liat temen-temen pada seneng sumringah banget pas makan ayam (karena jarang-jarang kan anak kos makan ayam) aku jadi pengen nyobain juga. Eh, gak taunya ternyata enak wkwkwkwk saking lamanya menghindari ayam. Dan makin seneng aja kalo dapat kardusan isi ayam. Tapi anehnya, aku tetep gak mau makan ayam kalo aku tahu wujud mentahnya. Pokonya aku hanya terima ayam mateng. Kalo di rumah, karena seringnya tau ayam mana yang disembelih, aku jadi ogah makan. Kasian gitu sama ayamnya, suka gak tega. Dan anehnya lagi, kalo aku aku bantuin Ibu nyuci ayam atau daging lainnya, serignya aku jadi gak mau makan. Entahlah, masih takut aja. Emang aneh, enak-enak kok gak mau hahaha. Sejak perkara aneh ini pulalah, Ibuku serignya gak minta aku bantuin ngolah daging-dagingan dan ikan biar aku mau ikut makan kalau masakannya udah mateng, jadinya gak bisa sama sekali deh masak yang amis-amis hahaha.


source image: bandung(.)panduanwisata(.)id

Kalo sekarang, udah mulai doyan sih, tapi masih pilih-pilih juga. Kalo gak sedap dipandang mata, aku juga gak akan ambil daging atau ikannya. Dan jadi pengen nyobain juga gimana serunya masak ayam. Niat sih udah ada, daging udah beli, tapi dari sejak beli belum diapa-apain, langsung disimpan ke freezer. Sekarang aku jadi penasaran, besok kira-kira habis dimasak aku doyan makannya gak ya? Pertama karena mungkin rasanya bakal aneh hahaha. Yaiyalah rang cuma punya bumbu bawang putih sama garem hahaha. Kedua, entahlah phobia makan ayamku bakal kumat lagi atau enggak setelah ngolah ayam mentahnya sendiri nanti.

Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh