Skip to main content

Lagrangian Fluid Code

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie~~~

Yeah long week end datang lagi! Hahahaha padahal sepanjang semester ini juga gitu terus πŸ˜‚
Soalnya Jumat-Sabtu-Minggu gak ada kelas. Tapi libur mah sama aja kayak hari-hari lainnya: tetep nge-lab-ing, tetep ngerjin PR kalo ada, tetep ngerjain project kalo udah mepet deadline *Gak Bener Emang* *Tepok Jidad* Astagfirullah hal adzim.

Well, pekan ini karena deadline project sudah dekat dan belum kusentuh sama sekali, akhirnya niat sudah terkumpul dan sekarang saatnya eksekusi!!! πŸ‘ŠπŸ‘Š

Sebenernya udah dari kemarin niatnya buat memulai project kedua Computational Physics, tapi apalah kalo ngantuk sudah menyerang dan aku gak bisa konsentrasi lagi ngerjainnya. Kopi???? Mulai tobat ini ceritanya, udah sepekan stop dulu, walaupun stock masih #asek #mulaigayahidupsehat. Niatnya juga, semalem tidur dulu bentar, terus bangun dini haru buat nyicil, tapi cuma kebangun dan tidur lagi, bangun-bangun udah subuh aja (jan 4 pagi). Kan bete jadinya gara-gara gak jadi bangun pagi πŸ˜– Karena bete itu pulalah, malah diterus-terusin habis subuhan tidur lagi sampai matahari mulai meninggi. Hmmmmm! Dan betenya lagi, habis mandi mau menghibur diri dengan bikin sarapan sehat: Sop Jagung, tapi nyari simpenan sayurku di kulkas dorm gak ketemu, sepertinya dibuang sama petugas deh, kan sedih πŸ˜“

Yah begitulah rentetan kebeteanku pagi ini. Ditambah lagi, baru asyik ngetik ini, batre laptop teriak-teriak minta di charge, pas mau ngecharge ternyata colokan adaptornya gak kebawa, kan iyuh banget. Akhirnya pulang sek barusan πŸ˜…

Tapi, Alhamdulillah bete itu sudah menguap~~~~ Warbiasyah ya, emang juarak kalo ngurusin per-move-on-an #ehehehe. Gimana enggak coba, pas googling tugas nyari refrensi tentang Lagrangian Fluid Code nemuin yang lucu-lucu kaya gini, click aja guys! Analoginya bikin aku paham, ohhh itu toh bedanya Lagrange sama Euler. Yuk, sekarang dilanjut bikin codingannya sist~~~

Betewe, setelah ambil matakuliah yang nyeremin ini *ya iyalah itu matakuliah yang selalu aku hindari di jaman S1, tapi dipaksa ambil matakuliah ini sekarang* aku jadi sedikit mengerti per-code-an. Ternyata bahasa pemrograman itu bisa dianalogikan seperti manusia juga. Beda bahasa yang dipakai, beda juga kepekaan dan keribetannya. C++ sama python misalnya, mereka ini riweh, semua-muanya mesti dipanggil dengan cara mereka masing-masing. Python harus pakai numpy bla-bla-bla-nya yang spesifik biar code nya ngeluarin hasil sesuai permintaan kita. C++ juga gitu. 

Sama kan kaya manusia, ada yang langsung peka kalo lagi dikodein, tapi ada juga yang .... . Mungkin bukannya gak peka, tapi masa bodoh, atau mungkin udah tau juga maksudnya cuma males aja kalo kode-kodean, takut salah tafsir! Iya sama kaya ngoding, input output kadang gak sesuai *pasti ada yang salah kalo itu😝*, that's why dengan input kode-kodean, output respon orang bakal beda-beda juga. Cocokologi anatara tipe orang dengan bahasa program. Kalo kamu mrogram di python, ya pakai bahasa python. Gitu juga harusnya ke orang, kalo dia tipenya C++, kalo kamu ngodein dia ya jangan pakai bahasa Fortran 😜 Gitu lah intinya hahahaha. Yaps, dan aku paham, kenapa kehidupan di room 450 little bit chaos, karena penghuninya gak sefrekuensi pakai bahasa program yang sama, kalau dipaksa mengikuti bahsa programmu ya gak akan jalan 😁  *malahcurcol*

Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca πŸ€— 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie πŸ˜‰ Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh