Skip to main content

New Chapter Already Began

Assalamu'alaikum sahabat Sophie~~~

Hari silih berganti, tanggal di kalender berubah-ubah pula, melewati rute satu dua tiga hingga akhirnya kembali lagi ke satu dua tiga. Purnama ke-enam juga akan segera datang. Ya, secepat itu waktu berlalu. Padahal jika kutengok kebelakang, tak banyak yang sudah kulakukan. Apa sih yang sudah kuperbuat? Kuingat-ingat, kuhitung-hitung, rupanya memang tak banyak. Astagfirullah.. Maaf atas waktu yang berlalu tanpa manfaat, terlebih maaf atas waktu yang mungkin justru terlewat dengan maksiat. Maafkan diriku ini ya Allah.

Semester baru, rupanya juga sudah resmi datang. Semenjak Kamis lalu, yang berlalu dengan manis karena seorang guru kembali mengingatkan anaknya untuk lebih benar. Obrolan ringan tapi mendalam, yang mengingatkan tujuanku datang. Layaknya seorang bapak yang bijak mengarahkan, layaknya seorang guru yang tulus berbagi ilmu, layaknya sahabat yang renyah dalam canda tawa. 
Pulang-pulang sudah ada jeruk segar dari Lao Ban :)
Kalau kemarin rinduku melulu tentang itu-itu, ki ni koleksi rinduku akan bertambah lagi. Tentang rumah yang satu semester ini kuhuni. Lao ban nya yang baik hati dan dermawan. Lao ban nya yang asyik setiap kali bertemu walaupun aku bisanya cuma bilang ni hao, hao hao,  manggut-manggut dan senyum saja. Pamelos-pamelos yang lezatos, jeruk-jeruk segar, permen permen yang bejibun di loby, juga masakan lao pan yang dihidangkan entah dalam rangka apa, walaupun aku juga kadang tak bisa menyantapnya. 

Lima purnama yang berlalu penuh cerita. Selengkapnya biarlah kusimpan untuk bahan obrolan nanti dengannya #eh hahaha, itupun jika ditanya. Kalaupun tidak, cukup untuk disenyumin kalo  nanti kembali mengingatnya.

Selamat malam sahabat Sophie 😉



Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh