Skip to main content

Ruang Sunyi Favorit (?)



Dulu, saat masih di Jogja, di sinilah tempat favorit buat nangis, selain di kamar kos. Berkali-kali nangis di ruang sunyi ini. Selain merefleksi diri juga karena hal-hal lain, yang mungkin untuk orang lain tak begitu berarti, tapi hal-hal sepele itu yang menyentuh hatiku, membuatku menangis, karena tak mampu lagi mengungkapkannya dengan cara lain yang lebih elegan. 

Disini, rupanya aku menemukan lagi, tempat-tempat nyaman itu. Tanpa sadar kamar kos dan lab adalah dua tempat yang nyaman untuk menangis. Berulang kali air mataku tak terbendung, mengalir bebas.

Dasar cengeng! Tapi aku suka, menangis yang membuatku merasa lebih dekat denganNya. Menangis yang kemudian menenangkan jiwa. Meski sebagiannya juga nangis geje dan menye-menye. Kaya siang ini, nangis di lab gara-gara nonton film. Film Indonesia yang bahkan aku gak pernah tau sebelumnya kalau ada *kuperkudetbiarinweeeek* cuma tau novelnya doang, itupun juga belum baca. Terus gimana ceritanya nemu film itu? Mungkin jodoh sama film itu hahaha, buka youtube dan playlist bawahnya adalah film itu. Anehnya, selama disini tiap nonton yang ada kukacangin filmnya, kutinggal baca buku, paper, makan, ngobrol, atau lainnya. Kalau gak, baru lima menit udah ngantuk aja nonton,yang endingnya batal nonton. Dan ini, iseng banget tadi buka youtube pake hape, eh ternyata nemu film yang betah kutonton sampai kelar, udah gitu nontonnya di lab pakai hape sampai nangis-nangis pula 😂😂

Filmnya jadi refleksi akhir tahunku, karena materinya nyambung dengan buku yang sedang kubaca. Nyambung juga dengan pertanyaan-pertanyaanku yang sering gak ada jawabannya. Teori memang sulit, tapi praktiknya juga gak akan mudah kalau tanpa pertolongan Allah. Aku percaya, pasti ada jalan cerita terbaik sampai sana dengan kuasaNya. Apa coba? Ada deh hihihihi. Maaf ya, aku mah gini orangnya, sok-sok mau cerita, mancing-mancing bikin penasaran, tapi menyudahinya dengan sesuka hati dan bikin patah hati pembaca, sorry 😉

Happy weekend sahabat Sophie 🙋

Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh