Skip to main content

Request Apa Judulnya?

Camilan sore 😍😍
Assalamu'alaikum sahabat Sophie~~~ 😊

Hidup itu, ibarat rujak ya sahabat Sophie. Macem-macem rasanya ada manis asem pedes. Persis deh kaya lika-liku hidup kita, dari setiap peristiwa yang datang dan pergi, bikin perasaan kita campur aduk. Sesekali merasakan bahagia, sedih, marah, dan lainnya.

Bedanya antara hidup dan rujak adalah pengontrol rasanya. Waktu makan rujak, kita bisa request sama si abang penjual rujaknya. "Bang cabai lima ya!" atau "Gak usah pakai timun ya, nanasnya dikit aja, tapi dondongnya dibanyakin, trus gak usah pakai cabai." Tuh kan, requestnya macem-macem, dan si abang bakal iya-iya aja. Paling-paling kalo lupa tadi permintaannya apa karena panjang bener, juga bakal dimaklumin, kalaupun pembelinya galak, paling cuma kena omel, tapi teteeeep dibayar juga 😂

Kalau hidup kita? Rasa-rasa itu silih berganti seiring perubahan dinamika hidup. Pengontrol bahagia, sedih, marah, dan perasaan lainnya adalah diri sendiri. Dan spesialnya hidup kita, saat dipenuhi rasa-rasa itu, kita juga disediakan fasilitas request, cuma gak seperti requestnya pembeli ke abang tukang rujak. Requestnya langsung ke Allah, memohon lewat doa. Saat sakit dan terluka, minta sama Allah agar dikuatkan dan disembuhkan lukanya. Saat bahagia, jangan lupa juga bersyukur dan minta sama Allah agar tidak terlena. 

Karena hidup banyak rasa, pandai-padailah menyikapinya. Jangan lupa selalu bersyukur dan bersandar hanya padaNya.


#Selfreminder
#Talktomyself
#HaiSenin 😎
#Fighting 


Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh