Skip to main content

(Awas) Taiwan Tikungan Tajam!

Di line grup sering banget lah ramai, yang ujung-ujung ngingetin, awas Taiwan tikungan tajam. Akupun seringnya acuh, soal siapa yang nikung dan ditikung :p Halah paling guyon hahaha.

Ehhh acuh-acuh ternyata kena tikung juga! Tapi ditikungnya sama mas-mas dan adek imut Taiwanese hohoho. Kemarin banget nih, ditikung lagi sama mas-mas. Udah terancam telat karena nyempetin sarapan dulu, trus pasang mata buat nyari sepeda ijo alias sepeda kampus. Setelah tiga spot kosong, di depan Moss Burger liat ijo-ijo. Tengok kanan kiri sepertinya aman, langsung deh cepet-cepet menghampiri si ijo. Tapi naas, belum juga sampai, ujug-ujug ada mas-mas lari kenceng entah dari arah mana, sampai dibela-belain  potong kompas dan loncat tanaman pager buat dapetin si ijo. Liat tuh mas-mas udah nemplok aja di sepeda, rasanya tu pengen nggeprek si mas-mas. Kamu tega mas! Nikung si ijoooo dariku >_<

Eh kalah gercep karena masih mengindahkan kebiasaan jangan injak rumput :D
(sumber: foto koleksi pribadi)

Sebelumnya juga sama, udah tinggal tiga langkah sampai si Ijo, tiba-tiba ada suara regudukan, ternyata dibelakang ada mas-mas lari untuk mendahuluiku mendapat si Ijo. Ngenes banget, tinggal dipegang eh diserobot orang. Karena tanpa tertulis aturannya siapa cepat dia dapat, yasudah, ngalah.

Yang paling geli adalah waktu ditukung sama adek-adek imut menggemaskan. Waktu itu sepeda ditinggal bentar buat foto-foto, ninggalinnya juga gak jauh kok, beneran disamping aku. Pas kelar poto, lah si adek udah membelai-belai sepeda ijo sambil membawanya pergi. Perginya cuma ke gedung sebelah, makanya aku ikutin, siapa tau kan bakal diparkir jadi gantian aku tikung hehehe. Ternyata, adeknya sinyal kuat. Tahu kalau diikuti, sepedanya sampai dibawa masuk gedung. Kalo gini mah pasrah wes. Dan yang bikin geregetan sama si adek adalah, pas kami udah mencoba ikhlas, pulang jalan kaki, ketemu si adek ini lagi sedang bersama si Ijo, terus dia dadah-dadah sambil senyum licik gitu~~~ Duh dek, kamu emang nggemesin.

Si buluk Ijo yang jadi rebutan :D
(sumber: foto koleksi pribadi)

Anyway, si Ijo buluk ini adalah fasilitas sepeda kampus. Bedanya sama UGM, sepeda kampus di UGM lebih kece-kece dan terawat, kalau mau pakai harus punya student ID Card dan lapor ke petugas dulu. Nah, kalo di NCU, sepeda kampus ini adalah sepeda-sepeda tak bertuan di sekitar kampus, atau sepeda ilegal yang kena razia satpol PP, eh security maksudnya :D Kemudian sepeda-sepeda tadi dihijaukan alias dicat hijau dan siapapun boleh memakainya. Kata temen, sepeda dianggap tak bertuan kalo selama dua minggu lebih gak berpindah tempat, mangkrak di situ, dan siapapun boleh mengambilnya, tapi meskipun nemu sepeda tak bertuan gitu, tetep gak lego mau ambil hihihi, merasa tidak berhak :D Dan sepeda ilegal adalah sepeda yang parkir di area kampus, tapi belum dilaporkan kepemilikannya atau tidak berstiker ID. Setiap orang yang punya sepeda harus lapor dulu, nanti akan diberi stiker identitas untuk ditempel di sepeda. Gimana cara ngurusnya? saya belum tau karena belum pernah ngurus, nanti kalo sudah berpengalaman deh saya share infonya :)

Sepeda ijo ini bebas digunakan siapapun, tanpa harus ijin ke petugas. Kalo lihat ada Ijo-Ijo, yaudah tinggal gercep ambil, sebelum ditukung sama yang lain. Dimana nanti mengembalikannya, bebas, selama masih di area kampus bisa kamu taruh mana aja. Maklum ya, disini sejauh mata memandang disitulah tempat parkir sepeda, karena motor dilarang masuk kampus, tapi mobil dan bus -hanya ada dua bus yang masuk kampus, bus 132 ke Zhongli sama THSR, dan bus 133- boleh, dan student disini kalo gak jalan ya nyepeda di area dalam kampus.

NCU Life :)
(sumber: foto koleksi pribadi)

Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh