Skip to main content

Trouble maker as usual :D

Menyadari sebagai trouble maker, maka sebelumnya, secara resmi aku minta maaf ya manteman ;) 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie~~
Sabtu seru kali ini bener-bener mahal sahabat sophie, karena aku harus kena charge u-Bike 60NT, kalo dikurs ke rupiah sekitar 30.000 ribu. Ini lebih mahal dari seporsi menu Vege Buffet yang lengkap dengan empat macam sayur dan lauk yang bisa dipilih semauku. Setara juga sama harga rice noodle yang penampakannya mirip mie dokdok burjoan, tapi rasa antah berantah :p Pokoknya 60NT mah banyak.

Charge 60NT ini karena pakai u-Bike hampir selama tiga jam. Berawal dari lupa dimana harus memperbarui pinjaman, nyari-nyari malah berakhir dengan tersesat jauh dari tempat tujuan, buka MAP dan ternyata tak ada jaringan, sampai akhirnya: nyerah. Yaudah kami belanja di pasar sambil bawa u-Bike. Selain belanja keperluan sendiri, yang bikin lama adalah nyari titipan temen. Muter-muter pasar, cari ini itu, belanja ini itu, dan ternyata sampai dua jam lebih kami di pasar. Belum lagi lost in market, kami ilang karena terpisah, mbak Zetta dan Apin kemana, aku dan Tika kemana. Muter-muter tetep aja gak lihat mereka.  
Udah senyumin aja (kaya logo Unya u-bike, keep smile) :)

Memang mahal dan luar biasa lelah mengayuh sepeda dibawah terik matahari, apalagi pakai acara nyasar dan berat hati dibayangi besarnya charge hahaha. Tapi yang aku jumpai selama perjalanan begitu mengesankan bagiku. Kalo temen-temen yang lain, semoga juga merasa begitu yaaa :) 

Di Pasar, bertemu dengan dua pedagang yang berasal dari Indonesia. Pertama, bu Mariana, yang jual buah dan sayur. Ibu ini ramah sekali, bahkan sangat membantu kami menunjukkan dimana pedagang ini itu, juga mengajari kami dua kata: Miànfěn (artinya tepung terigu) dan Mǐfěn (artinya tepung beras).  Soalnya Tika mau beli tepung buat bikin tempe goreng. Selama di lapak beliau, kami lumayan lama bercakap-cakap, sekaligus menanggapi pembeli lain yang penasaran dengan kami. Lebih khususnya penasaran sama jilbab kami, kenapa kami pakai jilbab? Sayang kami gak bisa menjelaskan dalam bahasa China, dan mereka tak paham bahasa Inggris, dan entah apa yang dijelaskan bu Mariana dalam bahasa Chinanya yang fasih.

Di lapak yang lain, kami berjumpa dengan mba Ana, orang Indonesia juga.  Njawani (pinjem istilahnya Angga) mbake iki, le dodolan njuk dimurah-murahke mergo podo-podo seko Jowo :D 

Senang juga, ketika di pasar banyak yang bertanya Nǐ men nǎlǐ? dan dengan bangga kujawab Yìndùníxīyà. Selama di pasar ini, kerap kali orang-orang mendekati kami dan bertanya Nǐ men nǎlǐ? sambil menepuk bahu. Ketika yang ditanya si embak, kulihat justru merasa terganggu, mungkin merasa insecure atau gak ngerti itu ngomong apa dan harus jawab apa. Tapi dasar aku, gak bisa gak ramah sama orang, kecuali lagi males, sewot, pelit, dan gak ramah aja (pengecualiannya banyak hohoho), aku justru penasarn ni bapak-ibu ngomong apa, kusuruh ngulang dan ternyata tanya kami dari mana? Setelah itu biasanya lanjut tanya nǐ men gōngzuò h xuéxí? (kalian kerja atau belajar). Dan semakin kepolah mereka. Cuma kalo udah ngomong yang aneh-aneh, gak ada kosa-kata yang aku ngerti, ujung-ujungnya cuma bisa bilang duìbùqǐ, wǒ bù zhīdào. Dan mereka ngangguk-ngangguk, sambil komat-kamit hǎo hǎoKalimat andalan banget deh kalo diajak ngomong dan gak ngerti mereka bilang apa. Mereka pun gak marah, tetep ramah, dan menyudahi keponya :D

Waktu pulang, di jalan ada bapak-bapak juga yang dengan ramah menyapa kami. Awalnya aku bingung, ini bapak ngomong apa? Kami lewat kok bilangnya pegi-pegi. Diulang-ulang terus nunggu respon kami, kirain marah kan ya, kok kita diusir disuruh pe(r)gi, tapi liat wajahnya, ni bapak antusias banget, dan ternyata sedang menyapa kami dengan kata selamat pagi, pagi jadi pegi. Aku jawablah pagi juga! sambil sedikit teriak karena sepedaku mulai menjauhi si bapak. Dan cuma bisa senyum, udah siang pak ini, bukan pagi lagi, hehehe.



Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh