Skip to main content

Random


Koleksi pribadi :)
Hi sahabat sophie, karena hari ini sedang tak ada ide untuk menulis, saya memantik dengan memposting foto ini. Harapannya sih ada banyak kata yang muncul dan bisa dirangkai menjadi satu atau dua paragraf. Oh iya, gak banyak waktu juga yang saya punya, pengen buru-buru pulang buat makan ayam mba Wati hahahaha *abaikan*.

Sukaaaa~~~ banget sama foto ini, selain hasil jepretan sendiri, latar belakangnya aku suka banget. Berkali-kali saya hunting foto dengan latar gunung, tapi hasilnya semua standar! Bahkan jelek hehehe. Hunting foto dengan latar gunung adalah salah satu hobi tidak jelas saya. Hal ini bermula dari keseringan pulang pas merantau di Jogja. Setiap pulang, pesona gunung dan matahari terbenam begitu menarik. Bahkan, selama pulang saya rela, berhenti di spot-spot tidak jelas hanya untuk mengcapture gunung dan matahari. Sampai-sampai pernah, intuisi tentang spot keren menjebak saya untuk blusukan ke jalan yang gak banget, akhirnya buntu sampai tengah sawah hahaha.

Spot favorit sih jalan tikus daerah Japunan. Hmmm aroma rumput dan padinya aku suka banget. Kalo pas lewat situ suka gak jelas nyium-nyium wangi rerumputan. Seger deh pokoknya, sensasi rumput segarnya itu tak terdeskripsikan :p Selain itu, sepanjang jalan aku bisa ngedangak terus, ngliatin gunung yang menjulang di depan.

Nah, kalau foto ini aku dapat pas acara jalan santai dusunku, dalam rangka memeriahkan HUT RI ke 71. Panitianya random juga ini, sengaja cari jalan yang out of the box! Gak lazim banget rute yang dipilih. Hampir 80% nya adalah susur sawah wkwkwk. Seru kalo buat aku, berasa kembali ke masa kecil main di sawah, tapi melas yang ibu-ibu bawa balita, mesti nggendong anaknya biar gak kecebur ke sawah. 
Oke, sekian dulu yah~~~ postingan random kali ini semoga gak bikin kamu nyesel. Udah serius baca, eh ternyata gak penting banget. See you :)






Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh