Skip to main content

Cintanya Sang Maha Rahmah

(Koleksi pribadi)
Assalamu'alaikum sahabat sophie~~~


Alhamdulillah bisa menyempatkan untuk kembali singgah disini, setelah kelar mengerjakan PR Mekanika, dan setelah ini harus baca paper untuk seminar besok siang. S E M A N G A T ! :)

Hari ini subhanallah sekali deh sahabat sophie, tadi pagi, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar kami. "Siapa?" dan tidak ada jawaban, setelah kami buka, ternyata mba Ami dan suaminya. Mereka adalah BMI yang membantu Lao Ban kami menghandle urusan kebersihan kos. Asal mereka dari Trenggalek. 

"Dek, mau ini gak?" kata mba Ami sambil menunjuk kresek yang berisi buah favorit kami selama di Taiwan. "Ahhh PAMELOS mba? suka banget~~~" jawab kami polos dan excited melihat sekresek pamelos. Aku melihat senyum merekah di bibir mereka, melihat kami begitu waw liat PAMELOS. "Oh, kalian suka, Alhamdulillah deh, soalnya aku dapet banyak pamelos tapi gak doyan, tadinya gak meh tak bawa, la aku aja gak suka, mungkin kan kalian gak suka juga, tapi suamiku bilang, belum tentu kalo aku gak suka, orang lain gak suka juga." "Suka banget kita mba....".

"Oya, ini ada pisau juga buat ngupasnya," sambil mengambil pisau yang sudah dibalut tisu agar aman. "Kami udah punya pisau kok mba," jawab kami. "Yaudah gak papa, biar punya pisau double." Lalu, mba Ami menyodorkan tas bawaannya yang lain, "Ini ada kue juga, nanti dibagi-bagi ya!." "Oke siap mba." "Oya, aku ada lagi nih," sembari mengambil tas yang berikutnya. Kami hanya melongo dan tidak bisa menerka-nerka, rejeki apalagi yang Allah berikan melalui mba Ami dan suaminya ini. "Ada sepatu baru nih, dicoba ya, semoga cukup." Mba Ami memberikan sepatu berwarna dongker kepadaku, lalu yang warna coklat kepada Astrid. Dan tau gak sih, pas banget ukurannya! Subhanallah wal hamdulillah. "Alhamdulillah ya pas..." kata mba Ami senang. "Ya Allah mba, banyak banget ini ngasihnya.. jadi terharu kami mba... terima kasih banyak ya mba, semoga Allah membalas kebaikan mba.." "Iya, doakan saja ya dek, semoga sehat, kerjaan dan rejekinya lancar." "Iya mba, saling mendoakan ya mba pokonya, saling mendoakan dalam kebaikan."

Siapa yang menyangka kan, sepagi itu, baru juga bangun, ada banyak rejeki dari Allah S.W.T. Serumah, di lantai satu ini ada lima kamar yang anak Indonesia, tapi mengapa kamar kami yang diketuk? Allah lah yang menjalankannya.

POMELOS dari Lao Ban waktu Mid Autumn Festival kemarin.
(Foto koleksi pribadi)


Rizki yang Allah berikan pagi ini, mengingatkan saya pada momen puasa Ramadhan kemarin. Sembari mengingatkan dan menegaskan pada diri saya sendiri, bahwa rejeki itu Allah yang menjalankan. Terkadang rejeki datang dari arah yang tidak kita sangka-sangka. 

Ramadhan kemarin, saya punya pekerjaan yang kece badai baget. Bisa ditebak apa pekerjaan saya selama ramadhan? Pekerjaan saya adalah jualan keset. Waw banget kan??!! Ramadhan kemarin, saya begitu menikmati kehidupan saya sebagai pengacara alias pengangguran banyak acara hahaha. Eh serius loh, walaupun nganggur, tapi kata orang-orang rumah, kesibukan saya ngalah-ngalahin mereka. Pengangguran yang kalo pagi udah pergi ikut seminar, workshop, pelatihan, dan teman-temannya. Siang atau sore sesekali ikut rapat atau kumpul-kumpul. Seminggu tiga kali atau bisa seminggu full harus mendatangi rumah Kuo Lao Shi, kalau ini menyesuakan jadwal beliau. Dan kalau lagi di rumah sibuk pegang gadget melayani customer Hayakoo_id. Sampai mbak saya udah bosen denger kalo diajak, ayo main, jawabannya duh maaf ada acara wkwkwkwk. 

Berhubung pahala kebaikan di bulan Ramadhan dilipat gandakan nih, aku juga gak mau dong, gak ikut berlomba-lomba dalam kebaikan. Dalam hal ini adalah soal berinfaq selama ramadhan. Secara, kerjaan saya selama jadi pengacara lebih banyak menghasilkan ilmu dan pengalaman, adapun soal fee ya kalau pas yang ngadain acara ngasih uang transport aja jadi dapat uang tambahan, kalau enggak justru harus merogoh kocek sendiri. Dan kalau mau berinfaq kok minta bapak-ibu itu, haduh malu rasanya. Sedangkan untuk kerja yang terikat dan harus taken kontrak minimal satu tahun, saya tidak bisa saat itu. Hasil jualan online masih difokuskan untuk cari modal, sisanya ya buat kepentingan pribadi, kaya beli bensin dan jajan. Dan saya harus punya pendapatan lain untuk infaq selama Ramadhan. Hingga tercetuslah untuk jualan keset. 

Mba sepupuku punya stock dagangan baju dan keset lucu, terus aku bilang, gimana kalau aku jualin mba? Beliau yes, aku pun yes juga. Pertama, saya bawa dagangannya di acara Darma Wanita guru-guru SD di Salaman. Partner jualan saya adalah si imut Hifa, anak mba sepupuku ini. Pas sampai di TKP, ibu-ibu langsung tertarik dengen keset kami, baru juga naruh barang, belum sampai kami tata, Alhadulillah ludes. "Masih ada gak mba di rumah?" "Masih" "Yaudah diambil sana mba, saya mau 2, saya 3, saya.. saya.. saya.. " Banyak sekali ternyata yang mau. Aku dan Hifa pulang lagi, kami bawa semua stok kesetnya, dan kurang ternyata karena buanyak sekali yang mau. Akhirnya mereka pun harus bersabar karena mesti pesan dulu. 

Pengalaman pertama yang begitu laris manis ini membuat kami tertantang untuk jualan lagi. Selanjutnya kami memilih memasarkannya di Rindam saat Sunday Morning. Cuman, karena kami kesiangan, pengunjung sudah mulai sepi, dan pindahlah kami ke pasar gedhe, Pasar Rejowinangun. Bonek banget deh, gak kebayang mau jualannya dimana. Saat Ramadhan pasar penuh sesak, sampai bingung mau buka lapak di mana, plus juga takut kalo di razia satpol PP wkwkwk, kan kita tidak berizin, izin jualan di pasar aja gak ngerti, emang ada aturannya ya? embohlah saya ini.

Akhirnya, kami menetapkan untuk buka lapak di depan gerbang masuk. Udah muka tembok lah. Anehnya, tak ada satupun yang melirik dagangan kami, malah kita dikiranya habis belanja dan lagi nungguin orang. Orang-orang disekitar kami malah silih berganti, "Mba numpang duduk ya, saya nunggu orang juga." Lah malah dikira nunggu emaknya belanja ini *tepok jidad*. 

Krik krik krik aku sama Hifa mulai lelah dan ngelirik jam yang ada di toko mas. Sepuluh menit berlalu. Dua puluh menit. Dan jarum jam terus asyik berjentik-jentik. "Dek, pokonya jam dua belas kita pulang ya?" "Oke, mba!"

"Ini kesetnya berapa Dek?" tiba-tiba seorang wanita menghampiri dan menanyakan dagangan kami. Ada yang tanya tuh rasanya udah seneng banget. Sampai pada akhirnya setelah proses tawar menawar, deal, mba cantik itu memborong semua keset kami. Dan tau gak sih?? Mba-mba belia yang ternyata namanya Mba Alif, dia adalah seorang pedagang keset di Pasar Rejowinangun. Beliau bahkan minta dengan jumlah banyak kalau ada, dan beliau mau kalau setiap bulannya dikirimin keset dengan jumlah 1.000 biji.  S E R I B U man~~~ Waw! 

Siapa yang menyangka kan, kalau keset kami akan laris manis lagi, diborong oleh mba Alif, bahkan beliau langsung mau pesen banyak. Siapa coba yang mengatur semua ini? Allah lah yang menjalankan semua ini. Allah dengan skenario terbaiknya membawa kami dari Rindam ke Pasar Rejowinangun, lalu Allah yang menetapkan saya melangkah menuju depan gerbang, dimana di situ, mba Alif bisa melihat saya, padahal orang-orang yang lalu lalang juga tak menghiraukan kami.

Begitu dengar, "Oke, semuanya saya beli, bawakan ke toko saya ya," aku dan Hifa hanya bisa saling pandang, seolah tak percaya, sejenak bengong, dan langsung kembali ke alam sadar, lari ngikutin langkah kecilnya mba Alif, membawa semua keset ke tokonya. Setelah transaksi, aku kembali ke Hifa, aku memeluknya erat-erat, sambil terus mengucap Alhamdulillah. Rasanya pipiku panas. Kebahagiaan memenuhi rongga dadaku. Sepanjang motoran pulang pun aku masih terus senyum-senyum sendiri, sambil memuji-puji asma Allah.

Karena Allah yang menjalankan semuanya, bukan berarti kita lantas bisa santai pasrah bongkokan sama Allah sahabat Sophie. Usaha manusia untuk menjadi hamba yang terpilih adalah dengan senantiasa dekat sama Allah. Menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya. Kita berusaha, ikhtiar sebaik mungkin untuk mencapai tujuan kita, namun jangan lupa, ikhlas lillahi ta'ala. Ini bukan perkara sederhana lo sahabat Sophie, terkadang kita masiiiih aja modus sama Allah. Bagian ini saya ngomong ke kaca kok, buat menasihati diri sendiri :)

Ada satu kata yang sampai saat ini masih saya ingat, sekeras apa pun kita megusahakannya, sekuat hati menginginkannya, kalau Allah gak ridho, ya enggak! Dan untuk hal-hal yang Allah sudah pilihkan untuk kita, itulah yang terbaik, yang harus kita syukuri. Kata-kata yang saya dapat karena pengalaman sendiri saat berada di zero point. Saat kegagalan bertubi-tubi datang, saat penolakan terasa begitu menyakit, saat saya sejenak merasa hilang arah, bahkan merasa kehilangan diri sendiri, kosong. Tapi Dialah Sang Maha Rahmah,  yang mengingatkan saya untuk senantiasa qanaah atas setiap qada dan qadar-Nya. Dan dikemudian hari baru saya memahami, inilah kasih sayang Allah, Allah memberikan rizki yang kadang tak pernah kita bayangkan sebelumnya, sesuatu yang lebih indah dari apa yang kita harapkan, rejeki yang yang tak pernah kita duga, dari arah mana datangnya. 

Hanya padamu ya Rabb, aku berserah diri. Semoga setiap jejak langkah ini, membawaku lebih dekat padaMu. 


Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh