Skip to main content

CIDAGEL : Cinta di dalam Gelas

Bukan Cidaha ya, tapi Cidagel! Kalau Cidaha mungkin banyak orang sudah familier dengan kata  tersebut, karena pernah booming banget dimasanya :P 

Cidagel: cinta di dalam gelas adalah novel kelima Andrea Hirata yang kupunya. Meskipun ini adalah seri terakhir dwilogi Padang Bulan, tapi aku memang niat membeli seri terakhirnya saja. Alasannya cukup jelas yaitu berhemat, hemat duit juga waktu bacanya hehehehe. Niatnya, aku beli buku ini untuk menemani semingguku di Jogja, agar ada temen (red: bacaan) kalau pas ditinggal dek Nuha ke kampus. Tapi ternyata tak sampai sehari sudah kelar bacanya :D 

Ketika memilih buku ini, aku sudah menebak bahwa kisah di dalamnya akan jauh dari roman cinta picisan. Dan itu benar! Gaya khas Andrea begitu lekat disetiap lembarnya. Penelitian sosial yang ia tuangkan dalam setiap bab-nya begitu menarik untuk dikulik. 



Kisah lanjutan tentang perjuangan Ikal memperjuangkan cintanya terasa di buku ini. Meski hal itu hanya seperti aroma parfum yang begitu harum, namun menjadi biasa saja karena hidung tak lagi peka. Perjuangan cintanya banyak ditindih oleh kisah-kisah lain yang diangkat menjadi sajian utama dwilogi terakhir Padang Bulan.

Hal-hal sederhana dan remeh temeh seperti soal cara memegang gelas juga tentang racikan kopi yang dipesan semuanya dianalisis secara mendalam oleh Ikal. Hingga sebuah kesimpulan tentang kelas sosial dan tabiat para peminumnya pun bisa dihasilkan. Memang remeh, bisa dianggap ini hanya remah-remah jasj*us, tapi disinilah sisi menarik dan menggelitiknya. Membuat pembaca mematut-patutkan diri, termasuk yang mana. Konyol.

Yang paling ciamik dan membuat saya bingung adalah cara bermain catur para pencatur dunia  dan pencatur kampung itu. Apalah maksud kode-kode yang dilesatkan itu. Tak satupun aku bisa memahaminya. Namun, begitu menarik untuk terus disimak. Bagi para pehobi catur, mungkin trik dan strategi bercaturnya bisa dicontek. Sangat recommended untuk dicoba!! Karena di rumah Bapak saya juga jadi semangat banget main catur. Maaf OOT.

Buku ini juga menjewer pembacanya, agar berkaca pada sang tokoh utama yang gigih memperjuangkan hidup. Melawan batas menepis keterbatasan. Karena perjuangan tak pernah mengkhianati hasil. Catat itu, nak! 

Dan yang paling kusuka adalah kehalusan bahasanya tentang cinta yang sederhana. Tentang cinta di dalam gelas.

Untuk kamu penyuka novel sastra, harus baca! 

Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh