Skip to main content

Pengajar Muda Paser Menyapa

Sabtu pagi kemarin, mendapat tugas dari budhe buat belanja ke pasar. Dengan ditemani mba sepupu aku berangkat. Selanjutnya kami pun langsung keliling pasar untuk mencari semua pesanan budhe. Di kedai terakhir, saat transaksi jual beli akhirnya usai, HP ku berdering. 'M-O-J-A   moja   moja    mojaaaa''. Lagu berjudul my lover was an alien terdengar nyaring di tengah hiruk pikuk suasana pasar pagi. Saat itu, ku kira panggilan dari budhe, kali aja ada tambahan titipan atau apalah. Namun, ketika kulihat nama pemanggilnya, sepertinya bukan budhe. Kupastikan sekali lagi dan ternyata benar. Panggilan dari seorang Pengajar Muda yang sedang tugas di Kalimantan Timur rupanya.

"Kok ramai banget Sar," tanyanya heran setelah detik-detik awal percakapan dimulai.
"Lagi di pasar ini, udah mau OTW pulang kok, ini lagi jalan keluar pasar," jawabku sembari menuju parkiran motor.

Obrolan basa-basi sebagai prolog percakapan hari itu pun masih berlangsung selama perjalanan pulang. Meski sebagian kata-kata kalah beradu dengan suara kendaraan, sampai harus diulang dua tiga kali, tapi percakapan tak berhenti di sini. Beruntungnya rumah dan pasar jaraknya dekat, tak lama kemudian sudah sampailah aku di rumah. 

Percakapan pun menjadi semakin seru saja.

"Loh, kok kita jadi serius gini sih obrolannya," celetuknya ketika sadar, bahwa percakapan kita sudah di ranah pembicaraan serius.
"Hahahaha iya iya, macam rapat aja kita. Efek sering rapat bareng dulu mungkin," timpalku.
"Hahahaha," yang di sana juga ikut tertawa.

Tanpa terasa, setelah panggilan diakhiri, ternyata percakapan jarak-jauh kami sudah 34 menit sekian detik. Lumayan panjang percakapan via telepon kami. Maklum saja, karena topik obrolannya kesana kemari. Membicarakan hal-hal serius, serius banget, dan yang ringan-ringan.


Kita pernah bersama, jika kini jarak yang terbentang antara kita, ada doa yang selalu membuat kita dekat dalam dekapNya.
(Ilma, Sarah, Mba Rif'at, Mba Nurul)

Actually, percakapan jarak jauh ini berlangsung pada tanggal 25 Juli 2015 lalu. 
Sudah lama sekali, dan baru kini sempat menuliskannya. 
Terima kasih, surprise di hari Lebarannya :) 
Selamat berbagi dan mengabdi untuk Indonesia! 
Peluk Mba Rif'at Darajat (^.^)~~

Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh