Skip to main content

~ Kamis Manis ~

Hari Kamis, ya hari yang seringkali menyediakan menu-menu istimewa bagiku. Jika kukenang yang telah lalu, banyak Kamis-Kamis dengan kisah yang selalu ku rindu. Sesederhana pertemuan kita di setiap Kamis, sesederhana itu pula bahagia mulai tercipta. Lalu akhirnya, ada candu, untuk bertemu Kamis berikutnya, berharap ada kamu di Kamis selanjutnya :)

Duluuuuu sekali, saat pertama kita bertemu, aku masih mengingatnya dengan detail. Betapa aku tak menyangka, sosok yang sedari tadi mencuri perhatianku, ternyata sosok yang sangat kurindu. Saat itu, aku tak bisa menemukan cara menemuimu. Lost contact. Dan Kamis menjadi penghubung manis antara kita.

Selanjutnya, saat kabar mengejutkan ku dengar dari adikmu, bahwa kau berangkat ke Jepang besok, sungguh saat itu, aku ingin sekali berjumpa denganmu, hanya sekedar memelukmu dan mengucapkan selamat jalan. Tapi semua hanya keinginan yang menjadi angin lalu.

Kamis berikutnya, setelah sangat-sangat lama hingga tak lagi aku memikirkan kemungkinan-kemungkinan kita bisa bertemu, ternyata menjadi hari pertama kita. Hari pertama aku jumpa dirimu, pasca kepulanganmu dari negeri Sakura.

"Dek...???!!" kau memanggilku dengan sangat bersemangat. Saat itu, diwajahmu tergambar jelas, banyak rasa yang tertunda. Sama halnya denganku, saat kali pertama itu akhirnya bisa jumpa lagi dirimu. Banyak rasa yang ingin kucurahkan padamu. Setengah berlari kau menujuku, aku pun segera menjawab peluk hangatmu. Saat itu, sungguh bahagia rasanya. Berjumpa dirimu, memelukmu erat, dan tahu kau sangat merindukanku. Aku juga rindu Kakak. Sangat!

 Saat rindu beresonansi dengan temu, aku bahagia. Sayangnya waktu tak mengijinkan kita berlama-lama. Mungkin waktu cemburu melihat kau memelukku. Dan rinduku masih seribu. Belum semuanya tersampaikan padamu.

Semoga Kamis-Kamis berikutnya, ada kesempatan jumpa lagi dirimu. Sungguh aku masih rindu kamu.

Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh