Skip to main content

Muncaknya JTG 31 (KKN #2)

Setelah sekian banyak program akhirnya rampung dilaksanakan, fix tiga hari kemudian penarikan KKN seluruh Unit di Wonosobo akan dilakukan oleh LPPM. Memanfaatkan waktu yang hanya tinggal hitungan jari itu, Unit JTG 31 memilih untuk menyelesaikan semua laporan baik laporan individu, sub unit, maupun unit. Dan sungguh bersyukur, di sela-sela kesibukan nggarap laporan yang bejibun banyaknya, kami berkesempatan untuk refreshing bareng satu unit. Rabu dini hari, tanggal 27 Agustus 2014 kami bertekad muncak ke bukit Sikunir. Untuk menuju Sikunir, pak Miftah, bapak pondokan putra dengan senang hati mengantar kami dengan mobilnya, sedang sisanya menggunakan sepeda motor.
Sesampainya di plataran Sikunir, kami beristirahat sejenak. Sembari menunggu waktu yang tepat untuk mulai mendaki, kami menikmati kopi dan susu jahe di warung. Dilanjut bikin api unggun dan  mendendangkan banyak lagu.
Menikmati Api Unggun








Setelah dirasa tepat untuk mulai mendaki, kami segera merapat sesuai kelompok yang sudah ditentukan. Tapi sebelun itu, kami sempatkan untuk foto bersama. Inilah ciwi-ciwi JTG 31 sebelum mendaki.


ciwi-ciwi in action :D
Perjalanan begitu menyenangkan, meski kami harus beberapa kali berhenti untuk sejenak beristirahat. Maklum, sebagian besar dari kami bukanlah pendaki yang expert, bahkan hari itu adalah kali pertama sebagian besar dari kami muncak. Dan alhamdulillah, semua bisa sampai puncak dengan kondisi prima. Sesampainya di puncak, terdengar kumandang adzan subuh, kami pun segera bergegas menunaikan sholat subuh. Setelah itu, kami asyik menanti sun rice. 
Perlahan tapi pasti, matari mulai terlihat di kejauhan. Semburat merah yang disusul warna jingga dan kuning yang begitu menghangatkan. Aku terpesona dengan kilaunya, aku terpana dengan cantiknya, subhanallah, indahnya ciptaan sang Khaliq.
foto bersama saat sun rice
proud to be JTG 31
Sesi selanjutnya kami sibuk mengabadikan setiap momen dalam bidikan mata kamera.
siluet keceriaan

sikunir mulai cerah
perjalanan pulang
Banyak hal menyenangkan hati selama muncak ini, meski ada sedikit tragedi, tapi itulah yang membuat semua sadar, bahwa masing-masing dari kami, semua sungguh berarti.

~~~
Terima kasih muncak barengnya JTG 31 :*
Tetap kompak !!
~~~
 
 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh