Skip to main content

Jalan-jalan Immawati

Kita bisa berencana, tapi terkadang apa yang kita jalani jauh dari rencana. Termasuk kisah jalan-jalan ini. Rencananya, kita bakal jalan-jalan bareng dua komisariat (Al Khawarizmi dan Ibnu Kholdun). Tapi kenyataannya, yang datang cuma para Immawati tangguh *kyakakaka*. Dan yang ada, punggawa Rizmi cuma dua orang, ane sama mba Nurhid, lainnya, jelas anak-anak Khaldun yang selalu kece badai dengan kekompakannya *kadang aku iri sama mereka, ah kenapa rumput tetangga kadang lebih hijau?*

Setelah perjalanan yang melelahkan, melelahkan hati karena aku takut banget sama jalannya, sebagai rider pemula waktu itu, termasuk sebuah kenekatan bisa sampai ke Bukit Paralayang. Alhamdulillah waktu itu selamat dari jalan tanjakan curam. Ceritanya, aku salah milih gigi, di tanjakan aku ga pake gigi satu, terus kugantilah masuk gigi satu, alhasil motor yang kutampangi bareng Anggun malah mau njengat *do you know njengat?*. Seriusan, takut banget waktu itu, aku sampai nangis seketika dan kapok ga mau di depan lagi, pokoknya, aku mau diboncengin aja!!! Setelah itu, digantiin Indy yang depan, dan ternyata, Indy juga lumayan bikin aku takut. Ketika naik tanjakan berikutnya, di tengah-tengah tanjakan, motor grekkk, macet seketika.

Dan Alhamdulillah, setelah perjalanan panjang yang mengguncang jiwa, semua terbayarkan ketika sampai di Bukit Paralayang. Pantai nan indah bisa dilihat dari semak-semak. *kebayang ga sih, liat bentangan laut biru dari semak-semak nan hijau di atas bukit yang tinggi?* Amazing deh. Pemandangan yang mahal pokoknya. Masyaa Allah.

Turun dari motor, kami langsung narsis di depan kamera. This is us, power puff girls :)



Belum samapi landasan paralayang, kami udah ketagihan buat foto.
Kali ini kita foto sambil mengibarkan bendera kesayangan kami hehehe. Inilah, bendera ikatan kami, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Ikatan yang bisa menyatukan banyak kepala, banyak hati.



Nah, ini pas udah di atas landasan Paralayangnya. Latar biru itu dalah langit yang langsung berbatasan dengan laut. Masyaa Allah, luar biasa ciptaan Allah.



Hahaha gaya kami random banget. Inilah ekspresi kebahagiaan kami :)
Kalo yang ini latar sisi lain dari Paralayang, ada bukit tinggi nan hijau. Kirei ^^




Nah, ini yang makin gaje :3
Mba Rofi Raohati emang kuuueeece banget men, beliau ini udah prepare semua perlengkapan buat jalan-jalan, termasuk nyiapin balon-balon cantiknya yang warna-warni.



Bukit di belakang kami itu, ngingetin aku sama salah satu acara anak-anak yang fenomenal jaman dulu. soalnya, mirip bukit Teletubies kalo aku bilang.




Turun dari bukit, sayang banget kalo langsung pulang. Setelah asyik menikmati laut dari ketinggian, saatnya nyemplung ke laut!!! Sebelum nyemplung, foto lagi mamennn :)



Lagi-lagi foto dengan bendera kebanggaan :)
Pas foto ini, panas banget cuy! Pasir yang masuk ke sendal juga bikin telapak kaki kaya kebakar. Tapi sangat membahagiakan!



Sayang banget, ga semua mau ikut nyemplung, jadi cuma aku, Anggun, sama Unun yang menggila di air asin. Dan mba Rofi selalu baik hati, dia mau nemenin selama kita renang. Udah gitu, kita banyak maunya, mau difootooo~~~. Alhasil mba Rofi kaya sie Dokumentasi kegiatan renang ceria kita bertiga. Bener-bener renang paling seru deh. Pas itu, rekor pertamaku juga, berani nyentuh air laut *prokprokprok*



Selesai renang, tetep foto lagi, kalu ga salah ini alibi aja, buat kotor-kotoran biar dibolehin nyemplung lagi, bilangnya, 'mau nyuci baju, mba'. Ah ada-ada aja kami :3
Anyway, we love IMM so much :*


Ahahahaha... kapan main bareng lagi temen-temen??? Kangen banget buat main bareng lagi. Setelah kemarin ke Pok Tunggal rame-rame, aku pingin muncak bareng kalian teman-teman. Pingin ngrasain manisnya pendakian sampai puncak bareng kalian. Pingin mengibarkan bendera IMM di puncak!! Someday, it is my wish :)

Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh