Skip to main content

Berawal dari Mimpi

Ingat betul aku, kenangan sekitar satu tahun yang lalu. Saat itu, aku turut serta dalam kepanitiaan Bakti Sosial dan Qurban Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Magelang (IMM UMM). Saat itu, aku memang bukan menjadi panitia inti, aku hanya sekedar membantu di sesi acara panggung gembira, ya tepatnya aku menjadi co-MC acara itu.

Mengapa aku hanya menjadi panitia pembantu? Jelas karena aku bukanlah bagian inti dari IMM UMM :) Aku sendiri saat itu sudah ikut bergabung dengan IMM, namun bukan IMM UMM, melainkan IMM UGM.

Aku senang turut serta dalam acara tersebut. Karena subhanallah sekali, acaranya rancak, meriah, dan berkualitas. Namun, dibalik rasa banggaku terhadap mereka para panitia inti atas terselenggaranya acara yang "mewah" itu, aku juga merasa ironi. Ironi pada keadaan IMM-ku, IMM UGM.

Acara IMM UMM itu dilaksanakan pada tanggal 10 Dulhijah 1433 H. Jumlah panitianya berlimpah. Acaranya pecah. Antusiame peserta dari warganya juga wah. Aku pun merasa iri, sakit hati, kenapa IMM UGM khususnya Al-khawarizmi tak bisa seperti itu? Bayangan kelam akan agenda acara Qurban dan Baksos kami yang akan dilaksanakan tanggal 11 dulhijah 1433 H terlihat nyata mengantung di depan mata.

Dalam diamku saat itu, di salah satu rangkaian caranya, aku menangis dalam hati. Sambil diam-diam berdoa dengan takzim, bahwa suatu saat nanti, IMM UGM harus bisa, harus bisa membuat acara semegah, semeriah, sekeren ini! Walaupun entah kapan mimpi itu akan terwujud, tapi aku yakin pasti bisa!!


Dan alhamdulillah, tepat satu tahun kemudian, sesuatu yang kumohonkan dalam lantunan doaku bisa tercapai. Tanggal 9 hingga 10 Dulhijah 1434 H IMM UGM yang terdiri atas PK IMM Al Khawarizmi dan PK IMM Ibnu Kholdun dapat membuat serangkaian acara Qurban dan Baksos yang tak kalah pecah.

Harapan yang sederhana, dengan memeluknya erat-erat juga mempercayainya akan terwujud, pada akhirnya juga bisa tergenggam. Bukan hanya dengan dikhayal saja pasti, namun kerja-kerja hebat juga kerja-kerja ikhlas yang membuat Sang Khaliq ridho untuk mempertemukan aku, juga teman-teman IMM UGM pada titik mimpi itu. Sungguh mengharukan perjuangannya, namun manis dan indah untuk selalu mengenang proses demi proses langkah-langkah pendek kami.

Terimakasih untuk kawan-kawan IMM UGM atas perjuangan hebatnya! Two thumps up for you (y) (y)
Semoga Allah membalas aksi-aksi mu dengan penuh cinta :)

Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh