Skip to main content

Selamat Menjadi Dua Satu :)

Hari ini, seorang teman, sekaligus sahabat, juga keluargaku ada yang berulang tahun. Hari ini, 23 Juni 2013 genap dua puluh satu tahun usianya. Sosok yang cantik dan keibuan ini, memang super sekali. Selamat menjadi dua satu :)

Awal aku mengenalnya ketika di bangku SMP. Kita satu kelas di awal SMP, yaitu saat kelas VII. Dan ternyata, kita sangat berjodoh sekali, karena selama tiga tahun di SMP bisa satu kelas terus. Aku dan dia memang berbeda. Aku tipikal introvert, dan dia ekstrovert. Hobi kami juga sangat berbeda, sehingga ketika SMP tidak terlalu banyak kegiatan yang kita lakukan bersama. Paling hanya kalo makan di mie ayam depan sekolah, ato cerita-cerita geje. Aku sendiri waktu SMP tidak terlalu mengenal dia secara mendalam., karena kedekatan kami waktu itu sekedar teman sekelas, hahahaha.

Ketika SMA, disanalah kami mulai saling mengenal lebih dalam lagi. Saling berbagi cerita, juga berbagi peran, karena pada akhirnya kita masuk di SMA yang sama dan gabung dalam dua organisasi yang sama. Kebersamaan yang indah itu membuat kami merasa seperti saudara, dan itulah indahnya. Indahnya ukhuwah.

Sekarang kami juga bisa bersama di tingkat universitas, walaupun jurusan kami berbeda. Walaupun begitu, kami masih sering berkomunikasi. Bahkan kami lebih intens untuk saling menyampah (dibaca: curhat). Sampah kami termasuk kelas berat, setipe lah dengan logam, hehehe. Sehingga tempat sampah yang pas lah yang dibutuhkan untuk sampah-sampah kami ini. Dan aku merasa nyaman ketika harus menyampah padanya, begitu pula dia. walaupun kadang, saat sampah itu terasa berat, aku ataupun dia hanya bisa menjadi pendengar yang baik, dan cukup mengiyakan saja, sambil manggut-manggut.



Kawan, selamat ulang tahun :)

Ku aminkan dalam-dalam setiap doa-doa yang kau panjatkan. Semoga yang digadang-gadang, kian dekat dan kau bisa memeluknya erat-erat, mimpimu.
Semoga Allah juga senantiasa menyayangimu, setiap waktu :)




Comments

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh