Skip to main content

The Journey to SD Ngargoretno 2


Kemarin pagi, aku diajak melihat sekolah tempat bapakku mengajar. Karena katanya cuma bentar, akhirnya aku ikut. SD tujuan kami itu adalah 

Bayanganku, sejauh-jauhnya SD itu, mungkin jauhnya sama dengan SD Tanjunganom 2 yang ada di pelosok Salaman. Tapi, sungguh tak diduga, waw... ini sangat, sangat, sangat, sangat... jauh. Diawal perjalanan, semua seperti biasa-biasa saja. Jalan raya yang mulus dan tidak berkelok-kelok. Tapi, semakin jauh motor melaju, aspal jalan kian tergantikan dengan jalan berbatu. Lintasan yang kian menanjak dan berkelok. Rumah warga kian jarang, yang ada hamparan sawah membentang, pohon-pohon tinggi, dan tempat-tempat pembuatan batu bata.

(maaf  kalau fotonya ekstrim, ini efek motret dengan kamera hp sambil terguncang di atas motor)





Wow... its amazing. SD tempat bapakku ngajar jauhnya minta ampun. Pertanyaan besar yang muncul adalah Apa Bapak nggak pernah terlambat kalau ngajar?





Finally, sampai juga di tujuan. Inilah SD N Ngargoretno 2.



Subhanallah... SD nya muncit banget, puncak bukit yang lain bisa langsungya dilihat dari belakang sekolah, dan itu bagus banget. Puncak-puncak bukit yang masih tertutup kabut, hijaunya daun-daun yang rimbun, pokoknya Subhanallah banget deh.

Karena SD ini letakkya seperti di tebing, maka lahannya pun sedikit sempit. Yang paling memprihatinkan adalah tempat bermain untuk TK. Okelah, mainannya sama dengan TK-TK di kota, tapi tempatnya miris. Bisa dilihat di fioto berikut, taman bermainnya persis kaya di jurang. Hmmm, kalau anak-anak TK pada main, kira-kira aman ga ya???




Aku dan Bapak menyempatkan jalan ke belakang sekolah. Dan yang kami dapati adalah kebun-kebun cengkeh. Pemandangannya pun tak kalah cantik. Banyak kupu-kupu kuning berterbangan membantu penyerbukan pohon-pohon cengkeh. Bambu dan pepohonan lain juga tumbuh di kebun-kebun warga.



Hal lain yang membuatku berdecak kagum. Coba perhatikan foto ini.


Yap, itu adalah foto pohon cengkeh yang lagi dipanen. Pemanen cengkeh yang kutemui adalah anak SD. Tanpa rasa takut, dia nangkring di pohon yang rantingnya sangat, sangat, sangat kecil. Adek itu akan semakin naik ke ranting yang lebih tinggi kalau cengkeh yang di ranting bawah habis. Dengan bantuan bambu yang diikat diantara ranting-ranting, adek itu dengan tekun mengambili cengkeh-cengkeh ranum.

Ini adalah foto saat Adeknya memasang bambu dan mulai mengikatnya dengan pelepah pisang yang sudah kering.



Dan ini perjuangan si adek untuk memetik cengkeh yang ada di pucuk pohon. Lihat deh, Adeknya hebat banget kan??? Tinggi dia sepertinya melebihi tinggi pucuk pohonnya ga sih? Salut deh buat Adeknya.



Setelah tugas bapak selesai, kami pulang. Tapi, kami memilih jalan lain untuk pulang. Wawwww... pemandangannya nggak kalah keren. Sayang, karena kamera DSLR ku masih di toko, aku ga bisa nge-shot pemandangan yang bikin laper mata itu. 



Perjalanan pulang ini memang waw banget. Jalan yang dilewati masih berbatu, nikung, nanjak, dan turun. Pokoknya tiap ketemu tanjakan berbatu, motor langsung di gas pol, begitunya turun di jalan yang berbatu, rempong, eh rem pol. Driver hebat perjalanan ini adalah my best father.



Sebelum pulang ke rumah, kami mampir dulu buat icip bakso. Alasan sebenernya sih cari yang anget-anget, hehehe. Hal unik di warung makan itu adalah, ini nih...


dan ini bakso pesananku.


Yummi banget deh. 

Perjalanan kemarin memang TOP deh. Bikin makin pingin naik gunung aja. Semoga kesampaian deh bisa mendaki gunung.  :)

Comments

  1. SDN Ngargoretno 2 (Nggondangan)

    by. Fajar Yuda
    SDN Ngargoretno 1

    ReplyDelete
  2. Pak Fajar Yuda ngajar di Ngargoretno 1? wah sama2 Ngargoretno, tapi saya tidak tahu tempat ngargoretno 1, apa tempatnya di puncak gunung juga pak Fajar?
    Semangat mengajar dan selalu belajar :)

    ReplyDelete
  3. Yaa.... Tempatnya Puncak Gunung... Kalau Ngargoretno 2 kan belok Kanan jalan tanjakan tu, kalau Ngargoretno 1 tu lurus saja... jalan mau ke PT Margola (Pabrik Marmer).

    ReplyDelete
  4. oh yayaya... dari ngargo retno 2 pabrik marmernya bisa dilihat juga, Mantap sekali itu jalannya :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Resume Tafsir QS Al Mulk Ayat 1-4 Tafsir Al Azhar

Setelah membaca tafsir Al Azhar pada bagian surat Al Mulk ayat 1-4, ada beberapa hal yang aku highlight. Aku tulis di sini agar lain waktu bisa dibaca kembali resumenya. Semoga juga bermanfaat untuk pembaca 🤗 1 . Mahasuci Dia yang di dalam tanganNya sekalian kerajaan dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan. Kekuasaan yang kekal hanyalah milik Allah. Sedang kekuasaan yang ada pada manusia (jabatan/amanah) hanyalah pinjaman dari Allah. Kapan saja bisa Allah ambil. Karena itu sangat rugi jika kekuasaan digunakan untuk keburukan. Allah maha penentu segala sesuatu yang di langit dan di bumi. Di sini relate juga dengan sains, bahwa dengan menggali rahasia alam semesta kita bisa mendapat pengetahuan tentang segala yang dilihat, didengar, dan diselidiki. Sehingga semakin paham juga mengenai takdir. Bahwa alam semesta ini Allah takdirkan mengikuti ketentuan Allah, saling berhubungan satu dengan yang lainnya.  Segala sesuatu Allah ciptakan dan atur mengikuti sunatullah. Seperti ra

Filosofi Pupus: Hakikat Pupus adalah Bertumbuh

Assalamu'alaikum Sahabat Sophie 😉 Hakikat pupus adalah bertumbuh Kadang aku geli sendiri sama hal-hal yang datang dan pergi tanpa permisi. Datangnya bikin terkejut bahagia, tapi siapa sangka kalau perginya bikin lebih terkejut lagi. Apa iya hidup sebercanda ini? Kadang aku sampai mikir kaya gitu. Meskipun sampai saat ini masih meyakinkan diri, Nggak kok, hidup nggak sebercanda itu, pastilah ada yang sedang Ia rencanakan. Kamu nggak ngerti aja mekanisme kerjaNya untuk memberikan yang terbaik versiNya. Benar-benar unpredictable dan waw banget gitu loh. Maka benar adanya, kita sebagai seorang hamba, harus terus meminta, agar diistiqomahkan dalam menjaga hati, karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) Selanjutnya, bagaimana kita menjaga hati dan diri agar tak gentar. Seperti lirik lagunya Abbey dan Zoe bareng Bapaknya yang berjudul Pel

Yakinlah, Semua Indah pada Waktunya

Wisuda? alah itu hal biasa, pikirku. Saat itu aku santai-santai aja, bahkan jika harus menunda wisuda, rasanya tak apa. Pertama, ada tanggung jawab moral untuk nungguin dia, gak enak kalo wisuda duluan, padahal dia belum pendadaran. Dia? siapa sih? Yaps, dia adalah partner skripsian saya. Waktu saya sidang duluan aja, saya gak tega sebenernya, sidang duluan sedang dia masih berkutat dengan analisis. Pasca saya sidang, saya pun bisa membaca wajahnya yang begitu sedih dan mungkin marah, karena itulah setelah sidang saya justru sibuk nyariin dia yang entah ilang kemana.  Tapi, kalo saya gak segera yudisium, itu berarti harus bayar SPP lagi, saya sungkan kalo harus minta orang tua buat bayar SPP lagi, apalagi di semester delapan saya harus bayar SPP dan BOP karena gak dapet beasiswa lagi untuk semester itu. Mungkin karena IP semester sebelumnya untuk syarat beasiswa juelek banget, jadi gak lolos seleksi. Hihihihi semester berapa itu, saya lupa, pokoknya IP saya dua koma gitu deh