Perjalanan Menuju Baitullah #1 : Ibadah Ke Tanah Suci Sebagai Goal Keluarga

 Assalamu'alikum Sobat Sophie :)

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang begitu baik banget sama hambanya ini. Karena kemurahanNya, pertolonganNya, kasih sayangNya, alhamdulillah salah satu impian besarku akhirnya terwujud yaitu beribadah ke tanah suci.

Temen-temen sering denger kan sama quote ini, 
"Allah tidak mengundang yang mampu. Tapi, Allah mampukan siapa saja yang mau."

Dan ini bener-bener kejadian sama aku juga beberapa teman yang kemarin berangkat satu travel. Sama-sama enggak nyangka bakal ke baitullah dengan cara yang satset, di waktu yang tidak terduga, dengan cara yang tidak disangka-sangka. Masyaallah kalau inget rentetan kejadian kemarin sampai akhirnya bisa thawaf langsung depan ka'bah itu rasanya pingin nangis 😭 

Masyaallah kalau Allah sudah berkehendak, segala sesuatunya jadi mungkin, segala seuatunya jadi begitu mudah.

Sekarang mari kita coba bedah quotes di atas ya.  Allah tidak mengundang yang mampu. Undangan ke Baitullah itu tidak hanya untuk mereka yang mampu. Bahkan, mereka yang mampu, namun jika belum merasa terpanggil, ya tidak akan tergerak menggunakan hartanya untuk daftar umrah ataupun haji. Lagi-lagi ini real pernah kutemui dalam circle pertemananku.

Sebut saja beliau mas A. Mas A sendiri yang bercerita. Dulu, saat ia menjabat posisi bagus di pekerjaannya, gajinya jangan ditanya ya 😂 Kata beliau buat beli rumah mewah di Jogja dan mobil keren aja masih sisa. Kebayang kan betapa gede gajinya saat itu? Namun, ketika beliau bergelimang harta, nyatanya tidak ada terbersit sedikit pun menggunakan uangnya untuk daftar umrah/haji. Qadarullah ada ujian di pekerjaannya. Hingga akhirnya beliau memutuskan resign dan memulai merintis usaha. Namun, lagi-lagi kasih sayang Allah itu luar biasa. Disaat merintis usaha rasanya tertatih, uang juga tidak semelimpah dulu, namun Allah gerakkan hati beliau untuk berumrah. Beliau baru pulang umrah bersama istri dan bapaknya tanggal 6 Oktober kemarin. Masyaallah. 

Kalau kata beliau, "Mbiyen ki duwit turah-turah, tapi ra ono terbersit kepinginan umrah. Jyan blas gak kepikiran. Bener-bener hidayah Allah ki larang." (Dulu itu uang melimpah sampai sisa-sisa, tapi sama sekali tidak ada terbersit keinginan untuk umrah. Sama sekali tidak kepikiran. Sungguh hidayah Allah itu mahal.)

Jadi manteman, jangan berkecil hati kalau sekarang rizkinya masih segini-gini aja. Jangan berkecil hati kalau mau nabung umrah, tapi masih sering kepake terus uangnya. Tetep semangat ya! Kenapa? Karena Allah akan memampukan siapa saja yang mau. Insyaallah, Allah akan memanggil hambanya ke baitullah kalau mereka mau. Nah yang perlu kita pahami sekarang adalah kata mau ini.

Pernah ketemu anak sekolah yang kalau ditanya cita-citanya apa dia jawab sembarang gak? Misal, katanya pengen jadi dokter, tapi pas ditanya besok mau kuliah di mana? Eh dijawabnya gak tau. Jurusan apa? Tergantung nanti diterimanya di mana. Lah, gak sinkron kan. Padahal kalau udah bertekad bulat mau jadi dokter kan harusnya dia cari info sungguh-sungguh, mana kampus yang ada fakultas kedokterannya? Mana kampus dengan fakultas kedokteran terbaik? Ujian masuknya pakai sistem apa? dll.

Nah, sama juga dengan menanti panggilan Allah ke baitullah ini. Allah memilih hambanya yang benar-benar mau. Meskipun kita tidak tahu spesifikasi persisnya menjadi hamba Allah yang layak mendapat undangan istimewanya ini, namun paling enggak kita berusaha memantaskan diri dengan ikhtiar sungguh-sungguh.


Sedikit sharing mengenai ikhtiar yang kami lakukan untuk memantaskan diri mendapat undangan ke baitullah ya. Pertama, kami menjadikan ibadah ke tanah suci ini sebagai goal keluarga. Jadi dulu sebelum menikah, ketika proses kenalan dengan suami salah satu topik obrolan kami adalah tentang Haji dan Umrah. Kami menjadikan Haji dan Umrah ini sebagai cita-cita bersama. Setelah menikah kami perjuangkan bersama dengan ikhtiar yang kami bisa. 

Aku merasa menjadikan Umrah dan Haji sebagai Goal Keluarga ini penting banget. Karena pengennya kan jadi pasangan di dunia dan di akhirat juga ya, jadi rukun islam ke lima ini pengen banget bener-bener diikhtiarkan. Karena haji reguler masih lumayan lama waktu tunggunya, jadi kami ngejar umrah dulu. Bismillah, insyaallah juga punya cita-cita Haji Furada, biar pas haji masih di usia muda, karena selama umrah aja fisiknya bener-bener kerasa, apalagi kalau haji, masyaallah fisik kudu disiapin lebih lagi.

Nah, ketika umrah dan haji sudah jadi goal keluarga, jadi ada temen yang bisa diajak ngobrol tiap hari tentang cita-cita mulia ini. Dari sekedar ngayal bareng bahkan 😂Temen ngobrol ini juga sekaligus jadi pengingat. Pengingat untuk meluruskan niat, pengingat untuk ngerem jajan biar hemat, pengingat juga sekaligus penyemangat latihan fisik, dan pengingat hal-hal lainnya. Karena ada teman sevisi misi inilah rintangan yang dihadapi pun jadi terasa lebih ringan. Ada yang mengingatkan juga nyemangatin.

Buat Sobat Sophie yang belum menikah, jangan lupa jadikan Umrah dan Haji ini salah satu topik ngobrol sebelum nikah. Apakah calon pasangan sudah punya pandangan dan niat untuk umrah dan haji? Telisik kesungguhan si calon mengikhtiarkan rukun islam ke lima ini. 

Buat Sobat Sophie yang sudah menikah, apakah umrah dan haji sudah menjadi goal keluarga? Jika belum, bisa ajak ngobrol pasangannya tentang hal ini. Sampaikan keinginanmu dan ajak pasangan menjadikan umrah dan haji sebagai goal bersama. Semangat, semoga Allah mudahkan buat deep talknya ya!

Terus apa saja ikhtiar lainnya yang kami lakukan untuk memantaskan diri menjadi tamu Allah? Yuk, bisa dibaca di Perjalanan Menuju Baitullah #2

Mohon maaf kalau ada kesalahan dalam menulis. Semoga tulisan yang sedikit ini bisa bermanfaat untuk pembaca, syukur-syukur bisa menyemangati dan menginspirasi untuk melakukan ikhtiar terbaik menjemput undangan ke baitullah.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh :)





Comments

Popular Posts