Time Blocking Untuk Produktivitas Ibu Rumah Tangga
Assalamu'alaikum Sobat Sophie 😍
Alhamdulillah kemarin Sabtu dapat kesempatan untuk belajar bareng Mas Darmawan Aji. Topiknya kemarin sih tentang Entrepreneur Productivity, strategi produktivitas pribadi untuk entrepreneur. Tapi, materi ini rasanya juga sangat berguna untuk para emak, bahkan mak-mak yang di rumah saja. Karena itulah aku mencoba mengendapkannya dulu dan sekarang akan membagikannya di sini.
Disclaimer, tulisan ini berdasar pemahamanku dan pengalaman yang udah coba aku terapin ya. Bukan karena aku udah expert tentang productivity, bukan 😂 Tapi karena aku juga pengen teman-teman yang membaca tulisanku ini bisa mencobanya dan merasakan manfaatnya juga. Jadi kalau ada kekurangan dalam tulisanku, sebelum aku menulisnya aku minta maaf dulu ya 🙏
Setiap hari, pasti kamu melakukan banyak hal kan mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi? Saking banyaknya yang dikerjakan, kadang yang dirasa adalah lelah dan jenuh. Karena dilakukan berulang-ulang, berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, kemudian merasa aktivitas yang dilakukan ini tidak keren, rasanya ini tidak produktif karena tidak menghasilkan, rasanya rutinitas itu menyebalkan! Hayo, ada yang merasakan atau sedang mengalami ini? Sini peluk dulu, Mak 💜💜💜
Hehehe, aku pun juga pernah terjebak pada rutinitas yang itu-itu saja. Makin dilakukan makin terasa menyebalkan. Mau ditinggalkan tapi rasanya kok gak bisa, "Ini kan tanggung jawabku, kalau aku gak melakukan ini apa kata dunia?" Hahaha begitulah drama emak-emak yang di rumah aja dengan segala rutinitasnya di rumah 😒😖
Sampai akhirnya aku ketemu dengan konsep time blocking dan mencoba langsung mempraktikannya. Lalu kemarin saat belajar dengan mas Aji dikenalkan dengan konsep productivity. Klop banget materinya. Jadi makin paham, oh ternyata perubahan yang kemarin kulakukan itu ternyata ada "ilmiahnya". Dan makin nyambung dengan diskusi malamnya sebelum ketemu mas Aji, berkesempatan diskusi soal produktivitas terkait bakat. Oke, coba aku ramu di tulisan ini ya, semoga Allah mudahkan buat ngetiknya biar mudah dipahami dan dipraktikkan.
Konsep pertama yang sobat Sophie perlu pahami adalah selama sehari full itu, kita melakukan banyak kegiatan. Nah kegiatan atau aktivitas yang kita kerjakan ini ternyata digolongkan menjadi dua aktivitas, yaitu aktivitas HIGH VALUE dan aktivitas LOW VALUE.
Aktivitas High Value adalah aktivitas yang kalau kita kerjakan akan berdampak atau memberi manfaat yang banyak. Tidak hanya sekedar menghasilkan cuan, tapi ketika mengerjakannya akan memunculkan kepuasan, semakin dikerjakan akan semakin membuat kita berenergi.
Sedangkan aktivitas Low Value adalah aktivitas kebalikannya. Yang ketika dikerjakan justru membuat energi terkuras, membuat bosan, bahkan tidak bahagia. Aktivitas ini juga kecil dampaknya, meski bisa jadi ada manfaatnya. Tapi, manfaatnya tidak sebesar aktivitas HIGH VALUE.
Buat Mak, coba cek aktivitas sehari-harinya. Eh sekalian kita list aja, yuk! Dari bangun sampai tidur apa saja aktivitasnya.
Setelah dilist, bisa dipilah-pilah ya. Mana aktivitas yang besar manfaatnya dan yang kecil manfaatnya. Tandai juga aktivitas yang kalau mak lakukan membuat semakin bahagia/berenergi dan aktivitas yang kalau dilakukan justru menguras energi dan membuat tidak bahagia.
Ini diagram ala aku ya 😂 Yuk, Mak coba kelompokkan aktivitas sehari-hari mak masuk kuadran A,B,C, atau D? Kuadran B untuk aktivitas yang kalau dilakukan banyak manfaatnya dan membuat semakin bahagia ya. Kuadran A kalau dilakukan manfaatnya gak terlalu banyak, tapi bikin bahagia. Yang kuadran C dan D paham ya Mak?
Nah setelah diidentifikasi semua aktivitas hariannya tadi, sekarang kita masuk ke konsep kedua ya, yaitu tentang TIME BLOCKING. Aku kenal konsep time blocking ini dari mas Dodi Zulkifli, jazakallahu khair mas!
Untuk memudahkan memahami tentang time blocking, kita bayangin yuk kalau kita lagi mau bikin sup buah. Kita siapin mangkok, buah-buahan favorit kita, sirup, juga air putihnya. Nah waktu kita sehari semalam ini ibaratnya kaya mangkok kosong. Adapun aktivitas kita selama sehari-hari itu ibarat buah-buahan, sirup, dan air putihnya. Anggap buah-buahan ini adalah aktivitas HIGH VALUE, lalu sirup dan air adalah aktivitas LOW VALUE.
Well, tahap selanjutnya mak udah paham kan untuk bikin sup buah? Oke, kalau udah paham, begitu jugalah caranya time blocking 😂😂😂
Ehehehe bercanda, dilanjut ya tulisannya ✌
Biar dalam mangkok itu muat untuk aneka buah-buahan potong, sirup, juga air putihnya, mana dulu yang harus dimasukkan ke mangkok mak? Betul, potongan buahnya dulu, baru sirup dan air putihnya. Kalau mak mau bikin sup buah, tapi mangkoknya udah dipenuhin sama air putih dulu, kira-kira aneka buahnya bisa masuk gak mak? Enggak kan. Kalau dipaksa dicemplungin buah yang ada airnya tumpah-tumpah.
Begitu pula dengan waktu sehari kita yang hanya 24 jam ini. Kalau dalam sehari sudah kita penuhi dengan aktivitas LOW VALUE, habislah sudah jatah 24 jam kita dengan kegiatan yang justru melelahkan dan tidak memberi manfaat.
Beda kalau kita masukkan aktivitas HIGH VALUE dulu, baru kemudian sisa waktunya kita isi dengan aktivitas LOW VALUE, maka mangkok kosong kita bisa penuh tanpa tumpah-tumpah. Sehari kita jadinya pas, gak butuh lagi sehari 25 jam 😜
Kalau kata mas Dodi, aktivitas HIGH VALUE ini gak harus dilakukan di awal waktu, pas pagi-pagi, enggak kok, Mak. Yang diperlukan adalah menetapkan waktu, kapan mau melakukannya? Harus diagendakan alias disempetin ya Mak mau dikerjain jam berapa. Dan inget Mak, kalau udah menetapkan waktunya, harus tertib, jangan ditabras dengan aktivitas lain. Kalau ditabras nanti gak dikerjain terus jadinya 😂
Aktivitas HIGH VALUE ini gak harus dikerjain dalam jangka waktu yang lama kok. Sebagai emak-emak yang padat dengan aktivitas ngasuh anak, beberes, masak, dll bisa alokasikan waktu secukupnya. Tapi, inget mak, waktu ngerjainnya harus mindful, jangan disambi-sambi.
Kalau dari pengalamanku, ketika aku mengerjakan aktivitas HIGH VALUE ini meski bentar, meski gak sampai tuntas hari itu, tapi udah bikin bahagia dan energiku bertambah. Jadi semangat untuk hari berikutnya nyicil lagi ngerjain. Hari berikutnya semakin kangen dan bersemangat ngerjain. Lama-lama kalau dicicil pun akhirnya tuntas juga dan rasanya puas banget! Rasanya aku jadi merasa berharga karena hal sederhana yang kulakukan dengan penuh cinta, meski cuma bentar aja ngerjainnya wkwkwk.
Bisa dicoba deh Mak, biar merasa bangga pada diri sendiri dan rasa bahwa diri ini berharga muncul lagi Mak.
Oya, sebelum sobat Sophie praktikkan konsep time blockingnya, ini ada konsep ketiga yang bisa teman-teman coba pakai.
Saat sobat Sophie udah merasa lelah banget, juga jenuuuuh banget sama aktivitas sehari-harinya, coba deh terapin ini. Eits, ini gak cuma buat yang lelah doang ya, tapi buat kamu yang udah merasa enjoy sama hidup juga, tapi mau memaksimalkan produktivitasnya, bisa pakai konsep ini.
Pertama, AUDIT. Audit atau cek semua aktivitasmu. Kelompokkan aktivitas-aktivitas itu ke kuadran tadi. Pilah mana yang termasuk aktivitas HIGH VALUE dan LOW VALUE. Tapi plissss khusus buat emak jangan sampai salah audit aktivitas ya mak. Khawatirnya momong anak dianggap aktivitas LOW VALUE karena bikin capek dan rasanya gak bermanfaat/ gak menghasilkan. AKTIVITAS HIGH VALUE ini hasilnya gak selalu cepet mak. Ada aktivitas investasi, yang kalau dikerjainnya sekarang, baru kerasa hasilnya bisa aja tahun depan, sepuluh tahun lagi, atau dua puluh tahun lagi. Nah momong anak ini masuknya ke aktivitas investasi ya Mak! Capeknya sekarang, tapi hasilnya bisa jadi nanti kalau anak udah gede mak. ((((Hahahaha maafkan yang nulis emang belum pernah ngrasain, tapi aku bisa melihat hasil investasi para mak-mak dan bapak-bapak hebat itu di sekelilingku)))).
Setelah di-audit dan dipilah mana yang LOW VALUE, saatnya TRANSFER. Sobat Sophie bisa pilih nih, aktivitas low value ini mau dikerjain sendiri atau didelegasikan ke orang lain. Kalau masih ada sisa waktu yaudah kerjain sendiri gak papa. Tapi kalau rasanya butuh waktu lebih untuk melakukan aktivitas HIGH VALUEmu tadi, yaudah saatnya transfer atau delegasikan. Cari orang yang tepat yang bisa diamanahi untuk mengerjakan aktivitas tadi. LOW VALUE untuk kita, bisa jadi itu HIGH VALUE orang lain loh, kalau aktivitasnya ketemu sama orang yang tepat.
Misal nih, aku merasa masak itu kerjaan LOW VALUE 😂 Masak itu buat aku bikin stres, rasanya buang-buang waktu wkwk. Tapi ternyata buat suami ini adalah aktivitas healingnya, membuat dia bahagia dan berharga kalau bisa masak. Jadilah masak jadi aktivitas HIGH VALUE suami. Akhirnya masak aku delegasikan ke suami 😋
Well, selanjutnya karena aktivitas LOW VALUE kita sudah didelegasikan (ditransfer) ke orang lain, saatnya gunakan waktu yang sekarang jadi lebih luang ini untuk FILL! Kita isi dengan memaksimalkan aktivitas HIGH VALUE kita.
Insyaallah kalau kita konsisten menerapkan ini, kita akan semakin bahagia. Merasa diri ini lebih berharga. Dan tentu saja, kita akan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Huft, akhirnya kelar juga nulisnya 😆😆
Alhamdulillah done sobat Sophie!
Eh bentar ada yang ketinggalan, jangan-jangan sobat Sophie masih bingung memilih aktivitas High Value ini karena saking lamanya berkutat dengan aktivitas harian yang ituuuuuu itu aja. Apakah ada yang sedang mengalami ini?
Jika kamu sedang mengalami ini, coba menepi sejenak. Renungkan dan pikirkan, dulu bahagiamu kalau sedang apa? Sedang melakukan aktivitas apa? Kenang lagi, dulu kamu senyum-senyum sendiri kalau berhasil apa? Kangen gak melakukan aktivitas itu lagi? Kangen gak merasakan senyum-senyum bahagianya ketika mencapai itu lagi? Bisa jadi aktivitas itulah yang kamu rindukan dan termasuk high valuemu. Dengan peranmu sekarang sebagai emak-emak, apalagi yang sekarang "hanya" di rumah saja, coba adjust menjadi aktivitas sederhana yang tetap memanfaatkan bakatmu itu.
Misal nih ya, kalau aku kan suka banget menganalisis, kuliahnya jurusan fisika. Happy banget lah aku kalau berhasil mengolah data, meski waktu ngolahnya ya nangis-nangis karena mumet 😆 Tapi bahagia banget kalau tuntas menganalisisnya, berhasil dapat data yang dibutuhkan. Kalau dulu nganalisisnya hasil eksperimen di lab, sedang sekarang di rumah aja, ya aku ganti aktivitasnya, tapi tetep pakai bakat kuatku, yaitu bakat analitik. Aku pakai bakat analitikku ini buat menganalisis pasar buku anak karena di rumah sekarang aktivitasnya jualan buku anak secara online. Yuhuuu keliatannya mainan HP doang, tapi bahagia karena main hapenya untuk hal yang aku suka dan memanfaatkan bakat kuatku.
Lah, tapi aku gak ngerti bakatku, gimana dong? 😣
Tenang, yok coba gali dulu bakat dan minatmu apa. Kalau mau coba dicari dengan asesmen talent mapping juga bisa. Ntar bisa coba asesmen sama aku ya, sekalian aku belajar dan praktik tentang talent mapping ini.
Okay, beneran udahan kalau sekarang 😂
Terima kasih sudah membaca tulisanku ini. Semoga ada manfaat yang bisa diambil. Karena haknya ilmu adalah diamalkan dan diajarkan, selamat mempraktikkannya ya! Kalau merasakan manfaatnya bisa sebarluaskan ke orang lain agar semakin banyak yang bisa dapat manfaat juga.
Mohon maaf lahir dan batin jika ada salah-salah. Wassalamu'alaikum sobat Sophie 😍
Comments
Post a Comment