Bagaimana Caranya Menjadi Magnet Rezeki?

 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabaraktuh

Hai Sobat Sophie ๐Ÿ™Œ

Kemarin malam alhamdulillah dapat kesempatan belajar sama Dr. Fahruddin Faiz. Manteman pasti udah familiar kan sama beliau? Dan topiknya bener-bener bikin melek di malam hari ๐Ÿ˜‚

Magnet Rezeki, Menemukan Harmoni antara Usaha, Doa, dan Takdir.

Gimana temen-temen tertarik untuk tahu isinya gak?

Aku tuliskan resume isi kajian semalam di sini ya. Happy reading ๐Ÿ˜‰


Ada 3 rumus untuk menjadikan diri kita ini menjadi magnet rezeki. Sebelum ke sana, udah paham belum maksud magnet rezeki?

Maksudnya magnet rezeki di sini adalah gimana sih kita ini bisa jadi magnet untuk rezeki? Biar kita gak perlu ngoyo ngejar-ngejar duit, tapi kitanya yang dihampiri duit gitu lah ๐Ÿ˜‚


Rumus #1

Mari kita belajar dari Ust Hasan Al Basri, sosok yang tenang, tidak ambis, dan tidak meledak-ledak.
Ternyata rahasia Ust Hasan Al basri adalah:

  1. Aku tahu kalau sudah rezekiku, pasti akan sampai padaku, tidak akan diambil orang lain, maka aku tenang.
  2. Aku tahu, kalau itu memang tanggung jawabku, tidak akan dikerjakan oleh orang lain. Maka saya mengerjakannya sungguh-sungguh.
  3. Aku tahu bahwa Allah itu selalu melihat aku, maka aku malu.
  4. Aku tahu aku pasti akan mati, karena itu aku harus bersiap-siap.
Dari sini, sadarilah bahwa rezeki kita itu sudah dijamin oleh Allah, tapi kita harus bekerja sebaik mungkin, semaksimal mungkin untuk menjemput rezeki tersebut, dan tidak boleh sembrono karena Allah melihat kita. Kita jadikan 3 hal tadi sebagai bekal untuk hidup setelah hidup ini.

Kalau ringkasnya jadi seperti ini:

Hidup saya tenang, tapi saya tidak diam.

Hidup yang tenang, tapi gak diem aja. Terus gerak mencari peluang, berfikir mencari cara menjemput rezeki yang halal. Pakai semua modal yang sudah Allah kasih: fisik, pikiran, kesempatan, dll.

Wah, masyaallah. Rumus pertama aja udah mantep banget ya. Gimana rumus pertama ini sudah dipraktikkan belum teman-teman? Gapapa kalau belum, yuk kita praktekin bareng ๐Ÿ˜Š

Oke, lanjut ya.


Rumus #2

Rizki itu anugerah, nikmat, pemberian dari Allah. Rizki itu sesuatu yang mulia. Maka perlu wadah yang mulia juga. Wadah itu adalah diri kita.

Agar rizki itu bisa masuk pada diri kita, pastikan wadah itu (diri kita) siap.

Maka muliakan diri, hati, dan pikiran.

Perlu Kesadaran untuk bersih-bersih diri. Cara untuk membersihkan diri yaitu:
  1. Bersihkan diri kita dari dosa dan kemaksiatan. Pastikan kalau sudah tahu dosa, tinggalkan! Jangan sengaja melakukan itu.
  2. Bersihkan diri kita dari akhlak yang buruk.
  3. Bersihkan diri kita dari keterikatan.
  4. Pastikan semua yang kita lakukan memberikan manfaat kepada kita. (Hindari ngobrol ngalur-ngidul yang tidak bermanfaat, dll)

Rumus #3

Bersyukur & Bersedekah
Cara mendatangkan rezeki adalah dengan cara banyak memberi.

Kalau kita suka berbagi, murah hati, kemungkinan rezeki jadi lebih banyak, karena Allah menitipkan rezeki banyak orang lewat kita.

Analoginya seperti talang air. Talang air itu cuma tempat lewatnya air. Dia gak pernah nampung air. Tapi, meskipun hanya tempat lewat, tapi kan ya tetap basah. Tetap "kecipratan".

Selanjutnya, sebagai ungkapan syukur kita atas rezeki yang Allah beri, sebut-sebutlah pemberian Allah. Alhamdulillah, aku suka pemberianmu ini ya Allah.

Ciri orang baik yang dicintai Allah adalah murah senyum. Karena ia pandai bersyukur. Apapun yang terjadi senyum, bersyukur atas yang Allah beri.

Wah, menantang sekali ini ya ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚ Tapi mau gak jadi magnet rezeki? Kalau mau ya ayoklah kita belajar jadi orang yang murah senyum. Meski buat orang flat yang defaultnya tampang galak macam saiya ya tantangan. Yok bisa yuk! ๐Ÿ˜†
edited 20:38

Kunci selalu bahagia adalah apapun yang terjadi senyum: bassam (selalu senyum), pandai mengambil hikmah atas setiap kejadian. Selalu bersyukur apapun yang terjadi


***

Selanjutnya ini tambahan yang bisa banget kamu praktikkan manteman:

  • Doa dengan yakin, yakin bahwa doanya pasti dikabulkan.
  • Ketika belum dikabulkan, berbahagialah, berarti Allah masih sayang padamu, Allah suka mendengar suara doa-doa kita.
  • Doa menjadi variabel penting dalam hadirnya rezeki dalam hidup kita.
  • Detailkan saja doanya. Allah hadir sejauh kemantapan kita.
  • Kalau kita gak yakin sama doa kita, berarti kita mengcancel sendiri doa kita.

Mari kita belajar dari Kisah Ismail:
  • Hajar ikhtiar semaksimal mungkin mencari sumber air.
  • Setelah berusaha sekuat tenaga dan diiringi doa, Hajar bertawakal kepada Allah. Yakin bahwa Allah yang akan mencukupi kebutuhannya.
  • Setelah lari Safa-Marwa bolak-balik tujuh kali, ternyata keluar air justru di kaki Ismail. 
  • Ini menggambarkan, di mana keluar rezekinya, hanya Allah yang tahu. Tugas kita hanya terus ikhtiar saja, doa terus, lalu tawakal, serahkan pada Allah yang Maha Berkehendak.

Bicara soal hasil, ada tiga tingkatannya.
  1. Manfaat: tercapai sesuai dengan yang kita bayangkan. Hasilnya hanya cukup untuk diri sendiri yang menikmatinya.
  2. Maslahat: yang menikmati hasil ternyata bukan hanya kita. Ada orang lain yang turut menikmatinya juga.
  3. Barakah: ziadatul khair: kualitas dari kemanfaatan dan kemaslahatan. 

Contoh ilmu barakah:
- meski ilmu yang kita kuasai masih sedikit, masih dangkal, tapi kalau kita mau menyebarluaskan ilmu yang sedikit itu, insyaallah banyak orang yang bisa menerima manfaatnya.

Apapun, berapapun rizki kita, pastikan senantiasa membuat kita semakin dekat dengan Allah. Karena hidup kita adalah perjalanan menuju kepada Allah (kembali pada Allah). Hidup kita ini, ladang amal menyiapkan kehidupan setelah meninggal.

Semoga ringkasan kajian ini bermanfaat dan bisa kita amalkan. Barakallah manteman!
Mohon maaf kalau ada salah dan kekurangan.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Comments

Popular Posts