Sesama Muslim itu Bersaudara

Hi sahabat Sophie~~~ Senin kali ini walaupun suhunya udah naik jadi 19 derajat celcius, tapi buat aku tetep diiiingiiiiiiin! Apalagi tadi pagi, beeehhh bikin males keluar dari selimut tebel aja. Tapi, karena ini Senin, I have prepare something to talk with him as usual, dan selimut mesti dibuang jauh jauh 😁

Oya sahabat Sophie, dua hari kemarin, aku dapet kesempatan buat menjelajah Teipe nih. Dari Zhungli lalu tinggal dua hari di Teipe tuh ...., berasa udik wkwkwkwk. Maklum ya, dari anak gunung terus ketemu kota, ya gitu deh jadinya 🙊🙊

Eits, jangan dikira kalo dua hari itu aku main ke tempat-tempat tujuan wisata di Teipe ya. No! Tempat-tempat yang kukunjungi ini jauh dari kata wisata, tapi justru lebih syarat makna buat saya #asek. 

Dimana-mana bakal lihat pinus kalo di NCU, makanya disebut kampus pinus kekekeke.
Perjalanan itu dimulai dari Sabtu pagi yang cerah. Lihat deh, langitnya biru cerah. Matahari muncul juga setelah beberapa hari gak keliatan (maaf gak ada foto mataharinya 😜). Dibawah pohon-pohon pinus inilah aku nunggu dua temanku untuk berangkat ke Teipe. Ya, tepatnya di OIA bus stop.
Dan inilah suasana bus stop pagi itu. No grudukan apalagi rebutan naik bus disini. Budaya antrinya jos wis 👍 Kalo naik bus dari NCU, bayarnya dimuka, bisa pakai receh 18NTD buat tujuan manapun, jauh dekat pokoknya sama. Bisa juga, bayar pakai easy card, tinggal tempel dan deposit secara otomatis akan terpotong. Kalo mau bayar pakai NTD, siapin uang pas ya, gak ada kernet yag bakal ngasih kembalian soalnya, uang langsung masuk celengan hihihi. Nah kalo di Teipe ada beberapa bus yang bayar atau tempel (ngetap) easy cardnya belakangan, dan cukup nempelin easy card sekali saja pas turun. Dan aku gak apal bus nomor berapa aja di Teipe yang sekali tap.


Dan, setelah beberapa menit saya nunggu dua teman saya itu, kami berangkat bersama menuju Zhongli Station dan pindah jalur menuju NTUST. Rencananya, disana sekalian mau ketemuan sama temen SMA, sayangnya kita punya lintasan orbit yang beda. Meski udah berkali-kali janjian, bahkan aku samperin sampai Teipe juga, tetep belum bisa ketemu hehehe.

Seperti apa kampus NTUST, coba nanti kushare di postingan lain atau di IG ya, tapi gak janji loh ya 😁

Siangnya di NTUST kami mengikuti sebuah seminar yang bertajuk "Membangun Karakter Indonesia Berkemajuan". Seminarnya serasa mengobati kangen saya sama Jogja! Suasananya membawa saya terbang ke momen-momen Kamis manis, Kamis romantis-nya Jogja 😍😍😍

Usai seminar, saya bergabung dengan teman-teman dari Teipe dan Chiayi, rencananya mau ngemall ke WUFENPU, tapi salah nunggu bus, jadinya gak ada bus yang mau berhenti. Setelah sadar nunggu di tempat yang salah, kami pun menuju bus stop, tapi lama gak muncul-muncul, yaiyalah wong belum jadwalnya lewat, hahaha. Liat di jadwal, ternyata masih lama, gak memungkinkan untuk pergi kesana dan kumpul sama teman-teman lagi di Teipe Grand Mosque. Terus pindah haluan, diajak ke taman. Tapi sayang ternyata salah naik bus, bukannya sampai taman yang dituju, tapi malah sampai TMU: Teipe Medical University. Tapi semua itu ada hikmahnya, bisa mentransitkan teman yang mabok darat ke kos salah satu dari kami di belakang TMU. Rencana main kami pun gatot, karena sudah hampir jam tujuh malam, dan kami langsung balik arah menuju Teipe Grand Mosque lagi.

Setelah kelar acara di majid, kami yang dari luar Teipe di drop ke tempat-tempat menginap yang sudah disediakan. Aku dapet jatah nginap di MTYT: Majlis Ta'lim Yasin Teipe. Sudah hampir tengah malam kami sampai sana. Dan subhanallah sekali, kadatangan kami disambut dengan sangat luar biasa oleh bu Ana. Cara beliau memuliakan tamu patut di contoh. Cess banget deh, hatiku hangat menerima sambutannya. Sehangat wedang Jahe yang ia suguhkan untuk kami malam itu. Paginya, lagi-lagi kami dibuat terharu, dengan dibuatkan sarapan istimewa. Masakan Indonesia. Siangnya, kami pamit untuk balik lagi ke Masjid.
Grand Mosque Teipe
Inilah kali pertamaku ke Grand Mosque Teipe, dan GMT adalah masjid kedua di Taiwan yang pernah aku kunjungi selama tiga bulan di sini. Nuansa masjid GMT lagi-lagi mengobati kangenku sama Indonesia, sama masjid Alhidayah di kampungku. 

Ada damai yang kurasakan, kepedihanku pun terhapuskan~~~ walah malah nyanyi lagunya Padi ki piye iki. 

Tapi itulah perasaanku, meski tugas dan deadline sesekali muncul dan mengacaukan pikiranku, sejenak aku mengabaikannya dan fokus untuk menghayati Ahad yang luar biasa ini. Hari Ahad yang akan kukenang dengan senyum simpul paling manis karena dapat bertemu dengan saudara-saudara seiman dari berbagai penjuru negara,  terlebih berkumpul bersama saudara-saudara sepersyarikatan. Hatiku damai berada diantara mereka. Kepedihanku: galau-galau, kangen-kangen, dan tetek mbengeknya semua menguap. 

Bermain lempar tangkap bola di halaman Grand Mosque Teipe.


Sesama muslim itu bersaudara.
Ketua Masjid Besar Teipe pun menegaskan, meski kami berbeda dalam semua: bahasa, ras, budaya, kewarganegaraan, tapi keimanan kami sama, mengesakan Allah. Ikatan itulah yang menguatkan kita, menyatukan kita, karena sesama muslim adalah saudara.

The Chairman of Grand Mosque Teipe
Setelah rangkaian acara usai, kami pun kembali ke gunung hahaha. Berdesak-desakan dengan penumpang MRT yang bejubel dan berdiri sepanjang Shulin-Zhongli Station karena gak kebagian tempat duduk. Dan aku sangat bersyukur, dua hari kemarin adalah momen mencharge semangat, menambah ilmu, kenalan baru, juga pengobat rindu. Terima kasih ya Allah 🙏
Pulang


Comments